Advertorial
Intisari-Online.com – Pada saat-saat yang sangat berisiko, petugas medis dan kepala kru medis akan melompat ke dalam api dan memuat korban ke dalam helikopter dengan bantuan tentara di dekatnya.
Anda mungkin pernah melihat Perang Vietnam, entah dalam film bioskop, maupun film dokumenter.
Di antara berbagai adegan ikonik dalam Perang Vietnam, ada satu yang secara khusus membuat ‘konflik yang disiarkan televisi pertama kali’ ini langsung dapat dikenali.
Gambar tersebut, yang disertai dengan suara tertentu, adalah pemandangan Bell UH-1 Iroquois atau ‘Kwik’ terbang di atas hutan menekan tembakan musuh, mengerahkan tentara, atau mengevakuasi tentara yang terluka.
Ketika itu helikopter digunakan hanya sampai batas tertentu di Korea, namun pada Perang Vietnam ini gagasan tentang korps ambulan helikopter dikembangkan.
Ini karena kebutuhan menggunakan transportasi udara untuk mengevakuasi korban luka di Vietnam, seperti ditentukan oleh medan.
Karena sebagian besar aktivitas pertempuran berada di hutan, maka jalan darat menjadi tidak berguna meskipun sangat dekat keberadaannya.
Penyergapan dan ranjau membuat jalur darat sangat tidak terduga, karena hutan itu milik Viet Cong.
Namun, langit terlarang bagi pasukan gerilya, menjadikan Kwik salah satu aset terpenting Angkatan Darat AS.
Tulisan ini didedikasikan untuk orang-orang ‘penyapu debu’, yaitu petugas medis dan pilot yang bergegas ke zona ‘panas’ dan dengan rela mempertaruhkan nyawa mereka untuk menyelamatkan sebanyak mungkin tentara.
Nama tersebut berasal dari tanda panggilan Detasemen Medis ke-157 yang mulai beroperasi di Vietnam pada tahun 1962.
‘Penyapu debu’ menjadi identik dengan semua unit ambulans helikopter yang beroperasi di Vietnam.
Kru yang terlatih dan berpengalaman dapat memberikan perawatan medis bagi personel yang terluka di lapangan hanya dalam waktu 35 menit.
Awak kapal biasanya terdiri dari empat orang, dua pilot dengan satu orang bertindak sebagai komandan, seorang petugas medis yang ditugaskan untuk mengevakuasi korban luka, dan kepala kru yang berperan juga untuk menjaga helikopter dalam kondisi prima.
Setelah beraksi, pilot dan komandan helikopter tetap berada di dalam pesawat, siap lepas landas.
Komandan helikopter menjaga komunikasi radio dengan unit yang meminta evakuasi dan markas.
Pada saat-saat yang sangat berisiko itu, petugas medis dan kepala kru akan melompat ke dalam api dan memuat korban ke dalam helikopter dengan bantuan tentara di dekatnya.
Penting untuk dicatat bahwa sebagian besar misi ini dilakukan selama pertempuran kecil, sehingga helikopter sering kali dihujani hujan senjata ringan dan tembakan mortir dari musuh.
Selain itu, ukuran Huey yang besar akan menarik sebagian besar tembakan musuh, membuat kru evakuasi menjadi target cepat.
Orang-orang ‘penyapu debu’ mendapatkan penghormatan universal di antara prajurit Perang Vietnam karena pengorbanan dan kemampuan mereka untuk bertindak di bawah tekanan seperti itu.
Coba saja perhatikan foto-foto para pahlawan ‘penyapu debu’ ini dan Anda pun akan memberi penghormatan pada mereka.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari