Namun di waktu yang sama, sifat B3W yang dipakai semua negara membuat pinjaman ini lebih kompleks dan akan lebih lambat dari proyek BRI China.
"Negara-negara Asia Tenggara yang telah mengambil pinjaman BRI mengambilnya karena kemudahan dengan pinjaman itu seperti di masa lalu," ujar Choi.
"Ini sama sekali tidak ada kaitannya dengan alasan ideologi ataupun geopolitik."
Rencana B3W melibatkan G7 dan sekutunya menggunakan inisatif itu guna memberi akses perusahaan swasta ke sektor iklim, kesehatan, dan keamanan kesehatan, teknologi digital, serta persamaan dan kesetaraan gender.
Deputi Kementerian Luar Negeri Indonesia Mahendra Siregar mengatakan Indonesia memiliki beberapa proyek yang akan terbuka untuk investasi gabungan dan siap meningkatkan kerjasama dengan negara maju.
Namun, Kementerian Koordinator Investasi dan Kemaritiman yang telah menjadi penghubung utama Indonesia dengan proyek BRI mengatakan negara maju perlu menghapus keraguan masa lalu mereka untuk berkomitmen dengan perkembangan lokal.
"Kami menerima inisiatif B3W, tapi tentu kami berharap kali ini mereka menaruh uang mereka di tempat mereka menaruh mulut mereka," ujar Jodi Mahardi, juru bicara untuk kementerian.
China memang termasuk investor terbesar Indonesia, tapi Indonesia memilih mendapatkan investasi dengan cara antar pebisnis, bukan lewat investasi yang didukung pemerintah atau lewat BRI.
Penulis | : | Maymunah Nasution |
Editor | : | Maymunah Nasution |
KOMENTAR