Intisari-Online.com - Hubungan antara Malaysia dan China tidak bisa ditebak.
Terkadang mereka begitu mesra. Kadang juga saling menyerang.
Seperti yang baru-baru ini terjadi. Di manaMenteri Luar Negeri MalaysiaHishammuddin Hussein bertemu denganMenteri Luar Negeri China Wang Yi.
BahkanHishammuddin menyebut Wang Yi sebagai"kakak laki-laki" dalam siaran langsung yang disiarkan televisi.
Pujian itu terasa aneh mengingat keduanya sedang berkonflik terkait Laut China Selatan.
Namun sebenarnya,pertemuan itu bertujuan untuk mencegah pandemi virus corona (Covid-19).
Ya, dilansir dariasiatimes.com pada Kamis (22/4/2021), kedua belah pihak menandatangani nota kesepahaman (MoU) tentang pembentukan komite tingkat tinggi untuk kerja sama pasca Covid-19.
Di mana kesepakatan itu bertujuan untuk memberikan kebijakan pedoman untuk semua aspek hubungan termasuk proyek BRI (Belt and Road Initiative).
Negara Asia Tenggara tersebut sejauh ini telah memperolehvaksin yang diproduksi oleh Sinovac Biotech dan CanSino Biologics China.
BahkanMalaysia mengatakan bahwa mereka akan menerima 3,5 juta dosis vaksin CanSinosingle-shot,yang menurut perusahaan sekitar 50-65% efektif setelah satu hingga enam bulan inokulasi.
Rencananya Malaysia akan menggunakan vaksin CanSinodi daerah pedesaan dan tempat-tempat yang sulit bagi penerima untuk menerimadouble-shot.
Pembahasan lain terkaitekonomi Malaysia.
Diketahui, ekonomi China sedang pulih, dengan produk domestik bruto (PDB) naik rekor 18,3% YoY pada kuartal pertama 2021.
Oleh karenanya, sebagaimitra dagang terbesar Malaysia selama 12 tahun berturut-turut, China setujuuntuk mengizinkan impor minyak sawit merah Malaysia.
Di mana sebelumnya impor ini gagal memenuhi standar spesifikasi warna China.
Padahal ekonomi Malaysia sangat bergantung pada ekspor komoditas.
Pertemuan dan pujian yang diberikanHishammuddin ke Chinanampaknya cukup berhasil.
Sebab tak lama,pemerintah Malaysia mengumumkan bahwa mereka telah menyetujui revisi harga untuk ECRL (East Coast Rail Line/proyek infrastruktur jalur ganda rel kereta api) yang diusulkan.
Dilaporkan kenaikan 14% yang akan membuat total biaya hingga 50 miliar ringgit.
ECRL pertama kali diluncurkan pada tahun 2016 di bawah pemerintahan Najib Razak.
Malaysia memangtelah meningkatkan hubungan ekonomi dan pertahanan dengan China. Terlihat dalam pembelian kapal perang buatan China untuk Angkatan Laut Malaysia.
Tetapi skandal 1Malaysia Development Berhad (1MDB) mengubahsikap China terhadap negara itu.
LaluMahathir Mohamad mengambil alih kekuasaan di bawah Pakatan Harapan (PH) pada Mei 2018 setelah mengalahkan Najib.
Mahathir mencoba membongkarkorupsi Najib dan transaksi curang dengan China.
Bahkan dia menuduh China melakukan jebakan utang kepada Malaysia.
Tapi setelah Mahathir kalah dan Muhyiddin Yassin menang menjadi Perdana Menteri Malaysia, revisi ECRL kembali dibuat.
Bahkan pemerintahan Muhyiddin telah mengembangkan hubungan China-Malaysia yang lebih dekat meskipun masih ada masalah terkait 1MDB.
PengangkatanHishammuddin juga masuk dari rencana.
Sebab, ucapan "kakak laki-laki" Hishammuddin tampaknya sangat cocok karena orang Malaysia sudah tahu bahwa Hishamuddin terlalu dekat dengan China.
Dan bahwa kebijakan luar negeri Malaysia terlalu sejalan dengan kepentingan China.
Perlu diketahui, sebelum menjabat sebagai Menteri Luar Negeri Malaysia,Hishammuddin Hussein sebelum menjabat sebagai Menteri Pertahanan Malaysia.
Dia juga menjadi salah aktor yang berusaha mencari hilangnya pesawat Malaysia Airlines MH370.
DanHishammuddin Hussein juga merupakan sepupu dari Najib Razak.