Intisari-online.com -Layanan 5G akan segera tersedia di Indonesia, meskipun layanan teknologi telekomunikasi generasi keempat (4G) Long Term Evolution (LTE) baru hadir di dalam negeri beberapa tahun belakangan.
Hal itu dibeberkan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartanto.
Airlangga menyebut penyediaan layanan 5G adalah keharusan, meski biayanya lebih tinggi.
"Berbicara mengenai industri 4.0 mau enggak mau bicara soal 5G karena berbicara autonomus enggak bisa gerak kalau dengan 4G, semua autonomus bergerak dengan 5G," ujar Airlangga dalam Katadata Indonesia Data and Economic Conference 2021, Selasa (23/3/2021).
"Oleh karena itu pemerintah akan menyiapkan prototipe-prototipe walau kita tahu 5G biaya service-nya lebih tinggi, tapi tentunya dengan produktivitas otomatisasi tentu dengan kalangan industri mampu menggunakan fasilitas dengan 5G itu," sambungnya.
Airlangga menjelaskan, meski Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo) belum memutuskan basis teknologi 5G yang akan dikembangkan, pemerintah sedang mengkaji beberapa kawasan yang akan menjadi wilayah dikembangkannya prototipe tersebut.
Sementara itu besar kemungkinan penggarap pasar internet 5G di Indonesia adalah perusahaan teknologi China, Huawei.
Huawei punya strategi meningkatkan pemahaman masyarakat terkait 5G.
Baca Juga: Ambisi Xiaomi Tahun 2021, Kalahkan Penjualan Apple dan Huawei
"Strategi kami saat adopsi teknologi baru yaitu meningkatkan pemahaman manfaat 5G hingga dampaknya pada perngembangan ekonomi digital," ujar Direktur Nasional ICT Strategi dan Marketing Huawei Indonesia Muhamad Rosidi dalam diskusi virtual, Kamis (15/1/2021).
Dia mengatakan, literasi terhadap teknologi baru menjadi hal penting untuk membuat masyarakat bisa menerima perkembangaan yang ada, sekaligus mendorong terjadinya permintaan.
Menurut Rosidi, sejak 2018 Huawei Indonesia telah memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai 5G.
Ini dilakukan dengan menggandeng akademisi maupun instansi-intansi pemerintahan dan swasta.
"Kami lakukan literasi, menggelar road show supaya masyarakat memahami penggunaan 5G dan benefit-nya," kata dia.
Rosidi mengatakan, sebagai perusahaan yang dikenal dengan pengembangan 5G, Huawei tentu akan membantu percepatan infrastruktur digital di Indonesia.
Hanya saja, hal itu perlu dilakukan bertahap sebab lebih dulu dibutuhkan peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) terkait 5G.
"Indonesia itu bertahap, capital development menjadi bagian yang tidak terelakkan, penetrasi dan pemahaman terhadap adopsi 5G," ungkapnya.
Baca Juga: 5G di Indonesia Semakin Terang, Huawei Latih 1000 SDM dan Klaim Akan Bangun Infrastrukturnya
Upaya pun dilakukan Huawei, diantaranya pada tahun lalu bekerja sama dangan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) menggelar pelatihan untuk 400 pegawai meliputi 5G, Cloud, Big Data, dan Kecerdasan Artifisial (AI).
Ancaman geopolitik
Airlangga juga menjelaskan pemerintah harus mempertimbangkan persoalan risiko geopolitik yang tengah berkembang terkait dengan perkembangan 5G.
Oleh karena itu, pemerintah tidak akan gegabah dan selektif dalam memutuskan basis teknologi dari layanan 5G yang akan digunakan.
Baca Juga: Indonesia Bersiap Hadirkan 5G, Sedangkan Malaysia yang Menunda Lagi
"Ini kan menjadi persoalan geopolitik. 5G adalah urusan geopolitik, jadi kita harus cerdas memilah-milah dan menjaga geopolitik, karena Indonesia adalah negara terbesar di ASEAN dan market digital terbesar.
Sehingga ini menjadi perhatian dunia karena kita melihat e-commerce pun yang besar selama ini di Indonesia," kata dia.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini