Advertorial

Tidak Hanya Rumah Honai, Inilah Berbagai Rumah Adat Papua dengan Fungsi Berbeda-beda

May N

Editor

Intisari-online.com -Indonesia adalah negara yang terdiri dari berbagai suku bangsa.

Tidak hanya suku Jawa atau Sumatra, tapi masih ada suku bangsa lain di Indonesia.

Salah satunya adalah suku Papua yang mendiami Pulau Papua.

Papua yang dulunya bernama Irian Jaya adalah provinsi yang terletak di ujung timur wilayah terluar Indonesia.

Baca Juga: Bekenalan dengan Agama Marapu di Kampung Adat Praijing di Sumba Barat

Kebudayaan di sana sangatlah beragam.

Salah satunya adalah rumah adat Papua yang memiliki makna penting untuk kehidupan sehari-hari warga Papua.

Perlu diketahui, masyarakat Papua tidak hanya terdiri dari satu suku saja, sehingga tidak heran jika ada lebih dari satu rumah adat di Papua.

Berikut adalah 7 rumah adat tradisional Papua dan Papua Barat yang perlu untuk diketahui, dikutip dari berbagai sumber.

Baca Juga: Diguncang Gempa Lombok Rumah Adat Sasak Tetap Berdiri Kokoh, Ternyata Ini Rahasianya

Rumah Honai

Rumah Honai adalah rumah adat paling populer, menjadi tempat tinggal para pria dewasa.

Rumah ini sering ditemukan di wilayah pegunungan atau lembah.

Rumah ini merupakan rumah khas Suku Dani.

Baca Juga: Orang Timor Leste Merupakan Keturunan dari 3 Gelombang Pendatang, Dari Mana Saja?

Hanya penduduk laki-laki yang boleh membangun salah satu rumah adat khas Papua ini, dan juga ada aturan penempatan pintu rumah, sejalan dengan arah surya baik ketika tenggelam maupun terbit.

Selain dihuni, rumah Honai menjadi ruangan menyimpan mumi hasil buruan atau jenazah yang diawetkan beserta simbol adat dan warisan para leluhur.

Perempuan tidak boleh masuk ke rumah Honai.

Rumah Ebai

Baca Juga: Cara Picik KKB Jatuhkan Martabat TNI di Mata Warga Papua dengan Fitnah Ini, Kepala Suku Papua Malah Murka Mendengarnya

Selanjutnya adalah rumah Ebai, yang berasal dari kata ebe artinya tumbuh, dan ai berarti perempuan.

Rumah ini biasanya ditinggali oleh wanita dewasa.

Ukuran rumah Ebai relatif lebih pendek dan kecil dibandingkan dengan rumah adat lainnya.

Ia biasa berada di sebelah kiri rumah Honai, tapi pintunya tidak diletakkan sejajar.

Baca Juga: Bagaimana DNA Suku Papua Nugini Ungkap Spesies Manusia yang Telah Punah Ratusan Tahun Lalu?

Rumah Ebai menjadi tempat ibu mendidik anak-anaknya sebelum mereka beranjak dewasa dan menikah.

Rumah Ebai juga berfungsi menjadi tempat belajar berbagai ilmu mengenai hidup, terutama urusan setelah berumah tangga.

Rumah ini memiliki atap berbentuk setengah lingkaran.

Rumah Kariwari

Baca Juga: Pengakuan Kepala Suku Papua, Ketika Dahulu Kehadiran Aparat Membuat Takut Warganya Karena Alasan Ini

Masih termasuk rumah khas Suku Dani, rumah Kariwari khusus untuk hunian anak laki-laki yang sudah berusia 12 tahun ke atas.

Di situ menjadi tempat belajar arti hidup dan cara memperoleh nafkah baik berburu, memahat, membuat perahu bahkan perang.

Rumah Kariwari berdiri 20 meter diisi 3 lantai.

Lantai pertama menjadi area belajar, sedangkan lantai kedua menjadi tempat pertemuan antara kepala suku.

Baca Juga: Asal-usul Suku Bangsa Timor Leste Berasal dari Buaya Lafaek Diak, Kini Warga yang Berenang di Laut dengan Penuh Hormat Berkata: 'Kami Adalah Keluarga, Anda Kakek Saya'

Sementara lantai ketiga menjadi tempat meditasi, berdoa dan istirahat pemiliknya.

Rumah Kaki Seribu

Rumah Kaki Seribu berbentuk seperti rumah adat Jambi, rumah Panggung.

Baca Juga: Rumah Panggung, Kekayaan Arsitektur Indonesia yang Penuh dengan Makna SImbolis dan Filosofis

Perbedaannya hanyalah rumah Kaki Seribu disangga oleh penyangga kayu kecil-kecil berukuran sangat banyak.

Rumah ini bisa ditemukan di wilayah Pegunungan Arfak, Kabupaten Manokwari, didiami Suku Hatam, Meyalkh, Sough, dan Moille.

Tujuan rumah disangga banyak tiang adalah menghindarkan penghuni dari ancaman binatang buas.

Nama lain rumah ini adalah Igkojei atau Mod Aki Aksa, terbuat dari kulit pohon butska untuk dinding, dan atapnya menggunakan daun pandan yang ditumpuk-tumpuk.

Baca Juga: Inilah Noken Papua, Bukan Sekedar Tas Tradisional, Ternyata Jadi Lambang Kedewasaan Wanita Papua

Lantai menggunakan bilah bambu yang ditata rapi dan rapat.

Rumah Wamai

Selanjutnya adalah rumah yang difungsikan sebagai kandang, yaitu rumah Wamai.

Rumah ini untuk tempat tinggal anjing, kambing, atau babi, sedangkan bentuknya bisa melingkar atau persegi.

Baca Juga: Terus Diabaikan KKB Papua Kala Nafsu Berkuasanya Kian Menggebu, Benny Wenda Kini Malah Samakan Bumi Cenderawasih dengan Penyakit Mematikan Ini, 'Tidak akan Hilang Sampai Kami Merdeka'

Ukuran dan bentuk menyesuaikan dari jumlah hewan peliharaan pemilik, biasanya tidak jauh dari rumah Ebai dan Honai.

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini

Artikel Terkait