Bagaimana DNA Suku Papua Nugini Ungkap Spesies Manusia yang Telah Punah Ratusan Tahun Lalu?

Mentari DP

Penulis

Karena hal itulah, kurangnya bukti membuatnya sangat sedikit diketahui tentang sepupu misterius yang tak lain adalah Denisovans.

Intisari-online.com - Sejarah mengenai bagaimana spesies manusia hidup dan ditemukan tampaknya masih terus dalam tahap penelitian.

Baru-baru ini sebuah penelitian mengungkap bagaimana orang Papua modern dapat cocok hingga 5% dengan denisovans, dari gen mereka.

Temuan ini dipresentasikan dalam American Association of Physical Anthropology Conference, pada 28 Maret, menurut DailystarpadaSelasa (15/4/2019).

Ilmuwan Universitas Massey menganalisi seluruh genom dari 161 orang yang tingga di Papua Nugini, dan Indonesia.

Baca Juga : 10 Manfaat Jepan alias Labu Siam yang Jarang Diketahui. Salah Satunya Bisa Tingkatkan Fungsi Otak, Lo!

Peneliti utama Murrat mengatakan, "Orang mungkin telah kawin dengan Denisovans lebih lama dari yang diperkirakan, mungkin 15.000 tahun lalu.

Perlu dipahami, bahwa ratusan kelompok etnis dan penduduk asli Papua Nugini, adalah mayoritas orang Papua.

Leluhur mereka diyakini telah tiba di wilayah tersebut sejak 30.000 tahun lalu.

Banyak suku yang masih utuh dan mempertahankan kebiasaan masing-masing.

Baca Juga : Ditemukan di Papua Nugini, Benarkah Gigi Emas Ini Milik Jenderal Kenamaan Jepang?

Namun, kembali pada 2010, ilmuwan berhasil mengekstraksi seluruh genom Denisovans satu-satunya fragmen yang berhasil ditemukan.

Di antaranya yang tersisa adalah, patahan tulang jari dan gigi bungsu.

Karena hal itulah, kurangnya bukti membuatnya sangat sedikit diketahui tentang sepupu misterius yang tak lain adalah Denisovans.

Bahkan, Profesor Cox yakin bahwa, Suku Denisovans yang hilang masih tingga di Papua Nugini.

"Ini terisolasi, tetapi masih memiliki kontak terlalu banyak untuk hal seperti ini dan tidak diperhatikan," jelasnya.

Homo sapiens diketahui juga telah kawin dengan Denisovans, tetapi jauh dalam sejarah sekitar 100.000 dan 55.000 tahun yang lalu.

Baca Juga : Pangeran William Diduga Selingkuh dengan Sahabat Kate, Benarkah Selingkuh Warisan Genetika?

Ahli genetika Svante Pääbo menerbitkan sebuah penelitian pada tahun 2010 yang mendukung hipotesis Neanderthal-Homo sapien.

"Kita yang tinggal di luar Afrika membawa sedikit DNA Neanderthal di dalam kita," katanya.

Perlu diketahui, bahwa Denisovans (Hominim Denisova) adalah anggota manusia dari subspesies Homo Sapiens dari era Paleolitik.

Namun diketahui mereka telah punah ratusan tahun lalun, dan genom yang ditemukan memiliki spesimen yang mirip dengan leluhur Neanderthal, yang memiliki rentang hidup di Asia Tenggara dan Siberia.

mereka hidup di antara dan kawin campur dengan leluhur dari beberapa manusia modern sekarang, dengan 6% DNA dari Melanesian dan Aborigin Australiaditurunkan dari hominin Denisova.

Baca Juga : Ini yang Terjadi pada Tubuh Jika Kita Minum Air Kismis Setelah Bangun Tidur

Artikel Terkait