Intisari-Online.com - Penduduk suku Chambri di provinsi Sepik Timur, Papua Nugini masih mempraktikan skarifikasi buaya, inisiasi bagi anak laki-laki yang telah memasuki fase dewasa.
Penduduk Papua Nugini sangat memuja hewan reptil ini. Mereka menganggap buaya sebagai hewan spiritual dan simbolis.
Menurut kepercayaan suku Chambri, buaya merupakan pemangsa yang kuat.
Kepercayaan ini diambil dari sebuah mitos kuno yang menceritakan kisah seekor buaya yang berimigrasi dari Sungai Sepik ke darat untuk menjadi manusia.
Bagi anak laki-laki berusia 11 tahun, mereka akan mempertaruhkan hidup untuk mengambil bagian dalam ritual lama yang sudah menjadi tradisi turun temurun, sebagai penghormatan kepada buaya.
Dalam proses ini, kulit mereka akan dipotong dan dilukai sehingga membentuk sisik seperti kulit buaya.
Pada masa lalu, pemotongan ini menggunakan bambu yang diasah, tetapi saat ini para ketua adat menggunakan pisau silet.
Anak laki-laki akan dibawa ke "rumah roh" oleh paman mereka dan tinggal di sana selama enam minggu sebelum proses inisiasi dilakukan.
KOMENTAR