Advertorial

Terkenal Sangat Disipilin, Ternyata Seperti Inilah Cara Orang Jepang Mendidik Anaknya

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M
,
Ade S

Tim Redaksi

Bukan cuma soal destinasi bagus tapi juga budaya. Salah satunya yang paling mencolok adalah budaya disiplin.
Bukan cuma soal destinasi bagus tapi juga budaya. Salah satunya yang paling mencolok adalah budaya disiplin.

Intisari-online.com - Mendengar kata "Jepang", selain negara dan bahasanya, orang Jepang sangat identik dengan budaya disiplinnya yang tinggi.

Belajar dari orang Jepang, mereka dididik sangat keras sejak kecil.

Jadi liburan ke Jepang, bukan cuma soal destinasi bagus tapi juga budaya. Salah satunya yang paling mencolok adalah budaya disiplin.

Menurut orang Jepang, orangtua adalah cermin bagi anak. Jika orangtuanya disiplin, maka anak akan disiplin.

Baca Juga : 10 Manfaat Jepan alias Labu Siam yang Jarang Diketahui. Salah Satunya Bisa Tingkatkan Fungsi Otak, Lo!

Itulah mengapa, budaya disiplin bisa sangat menonjol di Jepang.

Tak heran jika anak Jepang diajarkan disiplin sejak kecil. Caranya dengan meniru orangtuanya saat menjalankan hal-hal yang butuh kedisiplinan.

Contoh kecilnya dari antre saat naik transportasi umum.

Bagi wisatawan yang pernah melancong ke Jepang, lihatlah bagaimana teratur dan tertibnya orang Jepang saat naik kereta.

Hal seperti itu, sudah diajarkan sejak kecil.

Pun terhadap peraturan-peraturan. Ada tanda larangan merokok, maka dilarang merokok di situ.

Bagi orang Jepang, melanggar aturan adalah suatu rasa malu.

Apakah semua itu terjadi secara tiba tiba? Tentu tidak. Ada poses pendidikan panjang yang dilalui orang Jepang sehingga memiliki kedisiplinan dan daya juang yang tinggi.

Semua berawal sejak mereka kecil.

Orangtua, sekolah, lingkungan dan pemerintah memiliki peran yang besar menjadikan kedisiplinan menjadi karakter yang mendarah daging pada orang Jepang.

Baca Juga : Cara Mengobati Biduran Secara Alami Tanpa Obat Kimia tapi Tetap Manjur

Berikut beberapa hal yang membuat orang Jepang sangat disiplin sejak kecil, seperti dikutip dari orang Yessiel Sandra, orang Indonesia yang pernah tinggal di Jepang (www.yesielsandra.com).

1. Anak anak Jepang dibiasakan makan sendiri setelah berumur 1 tahun.

Orangtua melatihnya dengan memberikan makanan dalam porsi yang kecil.

Nasi dan lauk pauk dibuat bola bola kecil yang bisa digenggam oleh tangan bayi.

Sengaja disediakan peralatan makan yang lucu untuk mengunggah kesadaran belajar makan sendiri.

Pastinya kegiatan melatih kemandirian makan ini didampingi orangtua.

2. Ketika sedang mendampingi anak dalam suatu kegiatan jarang sekali mereka memegang dan bermain telepon genggam.

Mereka fokus pada anaknya, jika ada sesuatu yang dibutuhkan anak, orangtua segera respons.

Pantas di bus umum atau di tempat keramaian jarang sekali anak anak Jepang berteriak teriak.

Mereka duduk rapi di bus umum dan berbicara seperlunya dengan orangtuanya.

3. Biasanya setelah melahirkan ibu akan cuti dari pekerjaannya sampai 6 bulan. Jika ibu kembali bekerja anak anak dititipkan di Houkuen atau Daycare.

Di sini pola asuh anak hampir sama dengan pola asuh orangtua di rumah. Pengasuh hanya memegang 6 anak, sehingga pengasuh masih dapat mengontrol perkebangan anak anak.

4. Memasuki usia 3 tahun anak anak Jepang bisa memilih tetap di Houkuen atau masuk Youchien atau TK.

Di Houkuen atau Youchien anak anak tetap dibiasakan makan sendiri, buang air kecil dan besar sendiri ke toilet.

Merapikan kasur bekas tidur siang, merapikan dan meletakkan segala sesuatu pada tempatnya, seperti sepatu, tas dan peralatan lainya.

Baca Juga : Dianggap Mematikan, Ikan Buntal akan Picu Efek Ini pada Tubuh Orang yang Nekat Memakannya

5. Wajib belajar di Jepang dimulai dari usia 6 tahun.

Menariknya seluruh informasi kependudukan sudah terintergrasi.

Sehingga jika anak kita sudah berusia 6 tahun pada tahun ajarannya, anak kita otomatis akan dikirimi surat dari Cityhall.

Surat itu ditujukan langsung atas nama anak kita. Begitu tingginya penghargaan pemerintah pada anak anak.

Sekolah anak anak juga sudah ditentukan yang dekat dengan rumahnya.

6. Orangtua tidak bisa memilih sekolah yang diinginkanya. Karena sudah ditentukan pemerintah yang dekat rumah.

Sehingga berangkat sekolah anak anak selalu berjalan kaki, tidak boleh diantar pakai kendaraan.

Ini merupakan salah satu pendidikan disiplin yang terintegrasi. Anak menjadi tidak tergantung pada orang tuanya.

7. Di sekolah disediakan rak untuk sepatu, payung serta gantungan jaket.

Anak anak akan meletakkan sepatu, payung dan jaketnya di rak yang telah disediakan.

Masih banyak lagi hal-hal yang berkaitan dengan kedisiplinan di Jepang.

Namun intinya, anak-anak diajarkan mengenal disiplin sejak kecil lewat berbagai aktivitas, dengan dicontohkan orangtua langsung. (Soesanti Harini Hartono/Grid Health)

Artikel ini pernah tayang di Grid Health dengan judulOrang Jepang Paling Disiplin Sedunia, Ternyata Begini Model Pendidikannya Sejak Kecil

Artikel Terkait