Boleh, kata Soviet, asal permisi dulu kalau mau digunakan.
Sayangnya, Sadat menolak.
Karena itulah Hubungan Mesir dengan Soviet merenggang dan tahun 1972 para ahli Soviet diusir keluar dari Mesir.
Menlu Kissinger dari Amerika Serikat kemudian datang meminta Presiden Anwar Sadat untuk bertemu dengan para pejabat AS.
"Ketika pecah perang dengan Israel bulan Oktober 1973, Amerika menjadi perantara kami dengan Israel. AS juga memegang peranan penting dalam pembukaan kembali Terusan Suez yang sudah belasan tahun tertutup bagi pelayaran internasional," tulis Sadat.
"Mesir ingin terus bersahabat dengan AS selama negara itu tidak membantu ekspansi dan agresi Israel. Kami tidak mengharapkan AS melemparkan Israel ke laut.
Kami juga tidak peduli AS memberi bantuan kepada Israel, selama Israel puas dalam batas-batas negara Israel. Kami orang Mesir ingin perdamaian."
"Saya tahu, kalau perdamaian dengan Israel tidak diadakan, kami akan terus hidup dalam lingkaran setan seperti selama 30 tahun ini.
Kesengsaraan akibat perang harus diakhiri. Kami menghadapi situasi yang rumit, tetapi saya harus berani mengambil keputusan."
Source | : | Majalah Intisari |
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR