Pejuang Muslim Bermata Biru Ini Mengerahkan 60.000 Pasukan Mesir Mengalahkan Mongol dan Merebut Benteng Kairo Lalu Menobatkan Dirinya sebagai Al-Malik al-Zahir

Muflika Nur Fuaddah
Muflika Nur Fuaddah

Penulis

Sultan Baybars
Sultan Baybars

Intisari-Online.com- Al-Malik, Al-Zahir Rukn al-Dunia wal-Din Abu l-Fath Baybars adalah seorang pejuang Muslim bermata biru, yang memiliki pedang berbilah lebar dan bertemperamen kejam.

Dia terlahir dari keluarga petani Kipchak Turk yang miskin, bertani di suatu tempat di semenanjung Krimea di Ukraina, Baybars, seperti banyak kerabatnya, tinggi dan kuat.

Terlahir sebagai petani miskin, dijual sebagai budak, dan dipaksa bertempur sebagai pejuang garis depan, dia dapat merebut kekuasaan dan menjadi karakter paling terkenal dalam sejarah Mesir pasca-Firaun.

Dia memiliki rambut pirang dan bermata biru, meskipun satu dari matanya menderita katarak sehingga berwarna putih keruh.

Baca Juga: Inilah Ibnu Firnas, Ilmuwan Islam yang Berhasil Terbang Pertama Kali di Dunia Kalahkan Wright Bersaudara

Ketika dia masih muda, suku Baybars diserang oleh orang-orang Mongol.

Dalam serangan itu orangtua Baybars dibunuh, desanya dibakar, dan menangkapnya untuk dijual sebagai budak di Damaskus.

Baybars dibawa kembali ke Mesir dan karena kelakuannya yang buruk dan kemampuannya menggunakan persenjataan, ia terdaftar di Infanteri pasukan Mamluk.

Dia dipaksa pindah ke Islam dan melayani Sultan.

Baca Juga: Ibnu Batutah, Cendekia Muslim yang Habiskan Waktunya Berkelana Keliling Dunia Bahkan Kalahkan Columbus, Sambil Sebarkan Agama Islam

Pada tahun 1260, para utusan dari Khan Besar tiba di Kairo.

Gerombolan Mongol yang tak terkalahkan sedang dalam perjalanan ke Mesir, dan hanya penyerahan tanpa syarat dari Sultan yang mampu mencegah kehancuran.

Baybars kemudian mengeksekusi utusan Mongol dan mengirimkan kepalanya kembali untuk Khan dalam sebuah kotak.

Kemudian dia bersiap untuk perang.

Saat itu Mongol berada di bawah komando cucu Jenghis Khan.

Baca Juga: Dikenal Sebagai Negara dengan Pengaruh Komunis Kuat, Ternyata Sejarah Islam di China Malah Sudah Berkembang Jauh Sebelum Terkena Pengaruh Komunis

Temui Baybars, Pejuang Muslim Bermata Biru yang Kalahkan Mongol di Timur Tengah
Temui Baybars, Pejuang Muslim Bermata Biru yang Kalahkan Mongol di Timur Tengah

Mereka telah menghancurkan Kekaisaran Asia Tengah, Kekaisaran China, 8 hari menjarah Baghdad, kemudian membunuh Khalifah (pemimpin Muslim) dengan menggulungnya di karpet Persia dan menginjak-injaknya dengan kuda.

Mereka meratakan Damaskus. Dan sekarang satu-satunya hal yang berdiri di antara Kekaisaran Mongol dan Yerusalem, Mekah, dan Kairo adalah pasukan Sultan Mesir dan Baybars.

Baybars menjadi komando seluruh Tentara Mesir, bertemu dengan orang-orang Mongol di tempat yang disebut Ain Jalut - "Kolam Goliat" - di utara Yerusalem.

Dia membariskan 60.000 pasukan Mesir dalam formasi pertempuran melawan 30.000 orang Mongol.

Baca Juga:Terombang-ambing Selama 72 Jam di Tengah Lautan Tanpa Makan, 3 Pria Ini Masih Bisa Hidup Dengan Cara Menyedihkan Ini

Tetapi bahkan keunggulan dua lawan satu bukanlah jaminan kemenangan.

Mongol bergegas maju, menembakkan busur komposit menakutkan mereka ke Mesir.

Seperti yang telah dia lakukan sebelumnya, Baybars bergegas ke garis depan untuk mengerahkan pasukannya, bahkan ketika orang-orang Mongol mengejar mereka tanpa henti.

Orang-orang Mongol memikul Baybars dan resimen-resimennya yang hancur.

Pada titik inilah 60.000 penunggang kuda Mesir lainnya keluar dari hutan di kedua sisi medan perang, membanting ke sisi-sisi Mongol dan memotong satu-satunya rute pelarian mereka.

Baca Juga: Dunia Astronomi Akui Sebagai Astronom, Inilah Kisah Abul Wafa, Cendekia Muslim Penemu Rumus Dasar Trigonometri dalam Matematika

Bangsa Mongol berhasil ditumpas. Dalam perjalanan pulang ke Mesir, Baybars meminta kenaikan kekuasaan kepada Sultan, tapi Sultan menolak dan Baybars membunuhnya lalu merebut Benteng Kairo, dan mengubah namanya menjadi Al-Malik al-Zahir, yang berarti "Raja Penakluk."

Karena semua orang membenci Sultan dan mencintai Baybars, tidak ada yang peduli.

Baybars akhirnya meninggal pada 1277 karena tak sengaja membunuh dirinya sendiri.

Rupanya, dia meracuni minuman dari salah satu pangeran saingannya, tetapi orang itu mengganti gelasnya dan Baybars sendirilah yang meminum racunnya.

Baca Juga: Al-Khawarizmi: Metematikawan Muslim yang Mengenalkan Angka Arab ke Dunia Barat dan Berkat Dirinya Jam Matahari Ditempatkan di Masjid untuk Menentukan Waktu Salat

Artikel Terkait