Inilah Ibnu Firnas, Ilmuwan Islam yang Berhasil Terbang Pertama Kali di Dunia Kalahkan Wright Bersaudara

Maymunah Nasution

Penulis

Wright Bersaudara memulai proyek terbang di Kitty Hawk, North Carolina pada 1990
Wright Bersaudara memulai proyek terbang di Kitty Hawk, North Carolina pada 1990

Intisari-online.com -Sejarah mengungkapkan jika banyak ilmuwan Islam yang telah memberi inovasi di dunia mendahului ilmuwan barat.

Hal itu juga terjadi di dunia penerbangan.

Prinsip penerbangan telah dikembangkan oleh ilmuwan Muslim mendahului Orville dan Wilbur Wright.

Abbas Ibn Firnas, seorang matematikawan, astronom, fisikawan, dan ahli penerbangan Muslim dari abad ke-9, tercatat sebagai manusia pertama yang mengembangkan alat penerbangan dan sukses terbang.

Baca Juga: Ibnu Batutah, Cendekia Muslim yang Habiskan Waktunya Berkelana Keliling Dunia Bahkan Kalahkan Columbus, Sambil Sebarkan Agama Islam

Pengertian manusia pertama di sini berlaku umum, mencakup siapa pun yang berhasil terbang menggunakan alat apa pun, tidak harus berupa pesawat terbang seperti yang ada saat ini.

Ibn Firnas berhasil terbang menggunakan glider, alat terbang sederhana yang dilengkapi sayap.

Sementara itu, tak diragukan, Wright merupakan penemu dan penerbang pesawat terbang pertama.

Alat terbang Ibn Firnas memang masih sederhana.

Baca Juga: Dikenal Sebagai Negara dengan Pengaruh Komunis Kuat, Ternyata Sejarah Islam di China Malah Sudah Berkembang Jauh Sebelum Terkena Pengaruh Komunis

Namun, keberhasilan Ibn Firnas menguji dan menerbangkan alat buatannya pada tahun 852 memberi inspirasi kepada ilmuwan-ilmuwan Barat untuk mengembangkan pesawat.

Ibn Firmas lahir di Izn-Rand Onda (sekarang Ronda, Spanyol) tahun 810 Masehi.

Pria Maroko ini hidup pada masa pemerintahan Khalifah Umayyah di Andalusia (Spanyol).

Semasa hidupnya, seorang genius yang hidup di Cordoba ini dikenal sebagai ilmuwan serba bisa dan menguasai beragam disiplin ilmu pengetahuan.

Baca Juga: Kuasai Ilmu Filsafat, Kedokteran, hingga Hukum Islam, Hidup Ibnu Rusyd Mendadak Berubah Ketika Dituduh Sesat, Sampai Diasingkan ke Tempat Ini

Menurut sejumlah sumber, ketertarikan Abbas pada aeronautika bermula saat ia menyaksikan atraksi pria pemberani bernama Armen Firman.

Pria tersebut membuat alat dari sutra yang diperkuat dengan batang kayu.

Ia lantas terjun dari ketinggian, tetapi ia tak berhasil.

Untungnya, alat cukup menghambat gerak jatuh bebas Firman sehingga ia tak terluka.

Baca Juga: Bagikan Donasi Hampir Rp2 Miliar untuk 5 Negara Islam, Mesut Ozil Secara Khusus Kirim Ini untuk Umat Muslim Indonesia

Ibn Firnas yang berada dalam kerumuman penonton terkesan dengan aksi Armen Firman.

Pengalamannya ini yang menyeretnya mempelajari aeronautika lebih dalam.

Sumber lain menyebut, Armen Firman sejatinya merupakan nama Ibn Firnas yang "dilatinkan". "Penerbangan" pada tahun 852 adalah percobaan pertamanya.

Tahun 875, saat usianya menginjak 65 tahun, Ibn Firnas merancang dan membuat sebuah alat terbang yang mampu membawa penumpang.

Baca Juga: Dunia Astronomi Akui Sebagai Astronom, Inilah Kisah Abul Wafa, Cendekia Muslim Penemu Rumus Dasar Trigonometri dalam Matematika

Ia lantas mengundang orang-orang Cordoba untuk turut menyaksikan penerbangan bersejarahnya di Jabal Al-‘Arus (Mount of the Bride) di kawasan Rusafa, dekat Cordoba.

Sebelum melakukan uji coba terbang, Ibn Firnas sempat mengucapkan salam perpisahan, mengantisipasi jika penerbangannya gagal.

"Saat ini, saya akan mengucapkan selamat tinggal. Saya akan bergerak dengan mengepakkan sayap, yang seharusnya membuat saya terbang seperti burung.

Jika semua berjalan dengan baik, saya bisa kembali dengan selamat," katanya. Penerbangan itu sukses. Ibn Firnas mampu terbang selama 10 menit.

Baca Juga: Al-Khawarizmi: Metematikawan Muslim yang Mengenalkan Angka Arab ke Dunia Barat dan Berkat Dirinya Jam Matahari Ditempatkan di Masjid untuk Menentukan Waktu Salat

Sayang, cara meluncurnya tidak tepat sehingga melakukan pendaratan yang fatal.

Ibn Firnas terempas ke tanah bersama "pesawatnya" dan mengalami patah tulang pada bagian punggung. Kecelakaan itu terjadi karena dia lupa untuk menambahkan ekor pada alat buatannya.

Ibn Firnas tidak memperhitungkan pentingnya ekor sebagai bagian yang digunakan untuk memperlambat kecepatan saat melakukan pendaratan sebagaimana layaknya burung ketika menggunakan ekornya.

Abbas Ibn Firnas wafat pada tahun 888. Ia tidak bisa bertahan dari deraan sakit akibat cedera punggung yang diderita saat melakukan uji coba pesawat buatannya.

Baca Juga: ‘Utamakan Pengajaran Al-Qur.’an Sebelum Mengembangkan Ilmu-ilmu Lain’ Kisah Ibnu Khaldun, Cendekia Muslim Pendiri Disiplin Ilmu Sosiologi, Ekonomi, Historiografi, dan Demografi Modern

Pengalaman terbang Ibn Firnas menjadi pelajaran bagi ilmuwan lain. Gagasannya terus dipelajari oleh ilmuwan-ilmuwan lain setelahnya.

Abbas bukan hanya penemu pesawat terbang pertama. Ia juga dikenal sebagai ilmuwan serba bisa yang menguasai berbagai disiplin ilmu pengetahuan.

Ia mempelajari halilintar dan kilat, membuat tabel astronomi, dan menciptakan gelas berwarna. Bahkan, Ibn Firnas menemukan jam air yang disebut Al-Maqata.

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini

Artikel Terkait