Dilakukan pada Bulan Puasa, Serbuan Militer Mesir Operation Badr Sempat Bikin Israel Kocar-kacir

Tatik Ariyani

Editor

Operation Badr (1973)
Operation Badr (1973)

Intisari-Online.com - Mesirmengalami kekalahan perang melawan Israel pada Perang Enam Hari tahun 1967.

Pada Perang Enam Hari tersebut,Mesir memang mengalami kerugian paling besar dibandingkan Suriah dan Yordania.

Hal itu dikarenakan Mesir telah kehilangan 2/3 jet-jet tempurnya akibat serangan udara dadakan Israel, sehingga benar-benar jadi sangat marah.

Oleh karena itu pasca Perang Enam Hari, diam-diam Mesir terus membeli jet-jet tempur generasi terbaru bari Rusia, termasuk ribuan tank serta rudal-rudal perontok pesawat seperti SA-6 SAM yang bisa diangkut ranpur.

Baca Juga: Kisah Heroik Nusaibah Binti Ka'ab, Perisai Perisai Rasulullah yang Langsung Beraksi dengan Pedang dan Busur di Tangan Saat Nyawa Nabi Muhammad Terancam dalam Perang Uhud

Tujuan Mesir yang secara dadakan ingin menyerang Israel adalah untuk kembali menguasai Terusan Suez dan menguasai sebagian timur Dataran Tinggi Golan yang pada tahun 1967 berhasil dikuasai Israel.

Militer Israel sendiri untuk mencegah Mesir melakukan serangan dengan cara menyeberangi Terusan Suez telah membuat benteng alam setinggi 25 meter sepanjang tepian Terusan Suez yang dinamai benteng Bar Lev Line.

Israel merasa yakin jika benteng Bar Lev Line yang terbuat dari campuran pasir dan lumpur yang telah dipadatkan akan sulit ditembus oleh pasukan Mesir.

Tapi perkiraan Israel itu ternyata keliru. Militer Mesir diam-diam ternyata sudah bisa sudah mengetahui kelemahan pertahanan benteng Bar Lev Line.

Baca Juga: Perang Mu’tah, Karena Belasan Utusan Dibunuh Membuat Nabi Muhammad SAW Kirimkan 3.000 Pasukan Muslim yang Bikin Kocar-kacir 200.000 Pasukan Bizantium Romawi Timur

Yakni dengan cara menyemprotkan air menggunakan peralatan khusus bertekanan besar.

Mesir sendiri sudah membeli alat penyemprot air dari Jerman yang bertekanan sangat tinggi sehingga bisa dengan mudah menjebol benteng Bar Lev Line.

Untuk menggempur Israel secara dadakan melalui Terusan Suez lalu secara diam-diam menjebol benteng Bar Lev Line, Mesir telah menyiapkan 35.000 pasukan dan persenjataan seperti tank, jembatan ponton, dan ranpur lainnya mulai pertengahan tahun 1973.

Intelijen Israel seperti Mossad sebenarnya sudah tahu pergerakan pasukan Mesir tapi ketika Mossad melapor ke pejabat tinggi Israel, ternyata malah tidak dipercaya.

Para petinggi Israel seperti PM Golda Meir, merasa tidak yakin karena jika Mesir akan menyerang Israel menjelang bulan Ramadan (puasa).

Tapi perkiraan para petinggi Israel memang keliru, karena pada 6 Oktober 1973 atau bertepatan dengan 10 Ramadan 1393, pasukan Mesir tiba-tiba menyerbu Israel secara besar-besaran.

Baca Juga: Viral Prajurit TNI Membelot Jadi Anggota KKB Papua, Ternyata Bukan Pertama Kalinya, Ternyata Sudah Banyak Anggota TNI yang Bergabung Kelompok Sparatis Papua, Bahkan Lakukan Penyerangan

Kapal-kapal Mesir pengangkut alat penyemprot air bertekanan tinggi bahkan dengan mudah menjebol benteng Bar Lev Line, disusul mundurnya pasukan Israel yang hanya bisa melawan sebisanya.

Selainitu pada 6 Oktober 1973, Israel baru merayakan hari besar keagamaan Yahudi yang dikenal dengan Yom Kippur, sehingga juga membuat militer Israel secara keseluruhan sedang tidak siaga.

Keberhasilan pasukan Mesir menjebol benteng pasir Bar Lev Line disusul dibangunnya sejumlah jembatan ponton dengan cepat memudahkan tank-tank dan ranpur angkut personel Mesir melaju di Dataran Tinggi Golan sejauh 25 km untuk menuju Israel.

Pasukan tank dan darat Israel berusaha mencegah gerak maju pasukan tank dan darat Mesir tapi dengan cepat pasukan Israel terpukul mundur dan memilih lari kocar-kacir menuju wilayah Israel.

Pasukan Mesir saat seberangi Terusan Suez
Pasukan Mesir saat seberangi Terusan Suez

Kendati dalam pertempuran Operation Badr yang berlangsung sekitar 8 hari, akhirnya pasukan Mesir berhasil dipukul mundur oleh serangan balik Israel, perang singkat itu bisa membuktikan bahwa jika Israel diserang mendadak dalam waktu yang tepat ternyata bisa dikalahkan dan kocar-kacir.

Baca Juga: Pantas Saja Israel Pernah Ngotot Inginkan Hubungan Baik dengan Indonesia, Sampai Pernah Tawarkan Uang Rp28 Triliun, Ternyata Ini Alasan Indonesia Dianggap Penting Bagi Israel

Jadi dalam perkembangan terkini, militer Israel sebenarnya masih memiliki kelemahan yang sama. Yakni akan kocar-kacir jika mendapat serangan mendadak dari negara-negara Arab.

Apalagi jika serangannya dilakukan secara serentak oleh negara-negara Arab yang sudah bersatu dan didukung oleh persenjataan canggih serta personel militer yang terlatih.

Dengan demikian, kemenangan militer negara-negara Arab seperti Mesir yang pernah memukul mundur pasukan Israel dalam Operation Badr, tidak hanya berlangsung singkat tapi jangka panjang. Bahkan bisa selamanya.(Agustinus Winardi)

Artikel Terkait