Jadi Salah Satu Mukjizat Nabi Musa, Terbelahnya Laut Merah Nyatanya Dapat Dijelaskan dengan Gamblang Secara Ilmiah Lewat Simulasi Komputer, Faktor Alam Inilah Kuncinya

Muflika Nur Fuaddah
Muflika Nur Fuaddah

Penulis

Ilustrasi Nabi Musa membelah Laut Merah
Ilustrasi Nabi Musa membelah Laut Merah

Intisari-Online.com - Kisah Nabi Musa mungkin adalah salah satu mukjizat yang paling terkenal.

Alkisah, setelah melarikan diri dan kemudian dikejar oleh orang Mesir, Nabi Musa dan orang-orang Yahudi berhenti ketika sampai di pinggir laut.

Mereka berseru kepada Nabi Musa bahwa sebentar lagi pasukan Firaun dapat menyusul.

Pada saat itu keadaan benar-benar genting dan terhimpit, Nabi Musa berusaha menenangkan para pengikutnya. Setelah itu turunlah wahyu kepada Musa.

Baca Juga: Sering Diperdebatkan, Sebenarnya Siapa Firaun yang Ditenggelamkan di Laut Merah oleh Nabi Musa? Simak Penjelasan Berikut

“Pukullah lautan itu dengan tongkatmu,” Maka terbelahlah lautan itu dan tiap-tiap belahan adalah seperti gunung yang besar.

Setelah lautan terbelah, Nabi Musa dan para pengikutnya bisa menyeberangi lautan dengan selamat.

Lalu, lautan kembali seperti semula, Firaun dan bala tentaranya yang mengikuti kemudian tenggelam di tengah lautan.

Namun tahukah Anda bahwa peristiwa membelah Laut Merah, dapat dijelaskan secara ilmiah?

Baca Juga: Sempat Ngobrol Soal Tongkat Nabi Musa dan Uang-uang Eropa, TNI AD: King of The King Dony Pedro Anggota TNI Aktif

Para ilmuwan Amerika Serikat mengatakan bahwa angin timur yang bertiup kencang telah membantu Nabi Musa dalam membelah Laut Merah seperti yang tertulis dalam kitab suci agama Samawi.

Simulasi komputer memperlihatkan bagaimana angin dapat menghempaskan air laut sehingga mencapai dasar lautan dan membentuk laguna, kata kelompok peneliti di Badan Nasional Penelitian Atmosfir dan Universitas Colorado di Boulder.

"Simulasi tersebut hampir cocok dengan bukti pada rombongan Musa," kata pemimpin penelitian itu, Carl Drews dari NCAR.

Menurut Drews, berdasarkan ilmu fisika, angin dapat menghempaskan air menjadi sebuah jalur yang aman untuk dilintasi karena sifatnya yang luwes, kemudian kembali mengalir seperti semula.

Baca Juga: Teori Bulan dan Pasang Air Laut dalam Mukzizat Nabi Musa

Musa memimpin umat Yahudi keluar dari Mesir saat dikejar Firaun 3.000 tahun yang lalu.
Musa memimpin umat Yahudi keluar dari Mesir saat dikejar Firaun 3.000 tahun yang lalu.

Menurut kitab suci Islam dan Kristen, Musa memimpin umat Yahudi keluar dari Mesir saat dikejar Firaun 3.000 tahun yang lalu.

Laut Merah saat itu terbelah sementara sehingga membantu rombongan Musa bisa melintas tetapi kemudian menutup kembali yang menenggelamkan para tentara Firaun.

Drews dan kelompoknya meneliti tentang angin topan yang berasal dari Samudera Pasifik yang menciptakan badai besar yang dapat menghempaskan air di laut dalam.

Baca Juga: Mesir Kuno Dipimpin oleh Seorang Firaun Raksasa Setinggi 2,2 Meter, Ilmuwan Ungkap Fakta-fakta Berikut Ini

Kelompoknya menunjukkan, kawasan selatan Laut Mediterania yang diduga menjadi tempat penyeberangan itu, dan memaparkan bentuk tanah yang berbeda karena terbentuk setelahnya serta memicu isu mengenai lautan yang terbelah.

Pemaparan tersebut membutuhkan bentuk tapal kuda Sungai Nil dan laguna dangkal di sepanjang garis pantai.

Kawasan selatan Laut Mediterania yang diduga menjadi tempat penyeberangan
Kawasan selatan Laut Mediterania yang diduga menjadi tempat penyeberangan

Hal ini memperlihatkan angin berkecepatan sekitar 101 kilometer per jam yang berhembus selama 12 jam, dapat menghempaskan air pada kedalaman sekitar dua meter.

Baca Juga: Karam di Sungai Nil, Kapal Berusia 2.500 Tahun Malah Ungkap Kebenaran Tentang Perahu Mesir Kuno

"Laguna itu memiliki panjang sejauh 3-4 kilometer dan lebar sejauh lima kilometer yang terbelah selama empat jam," kata mereka di dalam Jurnal Perpustakaan Umum Ilmu Pengetahuan, PloS ONE.

"Masyarakat telah dibuat kagum atas cerita pembelahan laut itu, membayangkan bahwa hal itu terjadi secara nyata," kata Drew menambahkan bahwa penelitian ini menjelaskan tentang pembelahan laut tersebut berdasarkan hukum fisika.

(*)

Artikel Terkait