Advertorial
Intisari-online.com -Amerika Serikat baru saja mengekstradisi seorang warga Korut atas tuduhan pencucian uang dari Malaysia, disebutkan Pyongyang Jumat kemarin.
Atas hal ini, Pyongyang memutuskan akan memutus hubungan dengan Kuala Lumpur.
Keputusan ini sedikit menodai hubungan antara kedua negara yang telah berlangsung sejak 1973 lalu.
Namun Go Myong-hyun, peneliti di Institut Kebijakan Asean di Seoul mengatakan, "hal ini akan membuat warga Korut merasa tidak aman beroperasi di negara yang punya ikatan dengan AS daripada mereka.
"Karena kini mereka tahu mereka bisa dikirim ke AS."
Mun Chol Myong diburu oleh otoritas AS atas kecurigaan pencucian uang dan pelanggaran sanksi PBB menurut menteri luar negeri Malaysia.
Korut sendiri menampik tuduhan terhadap Mun, mengatakan ia terlibat dalam aktivitas bisnis legal.
"Ini merupakan fabrikasi absurd dan plot keji untuk berargumen jika ia terlibat dalam 'pencucian uang ilegal,'" ujar menteri luar negeri Pyongyang Jumat lalu.
Malaysia kini mendapat tuduhan aksi kejam dari Korut dan Korut mengatakan akan memutus hubungan diplomatik dengan Malaysia.
Merespon hal itu, pejabat Malaysia menuntut semua diplomat Korut di Malaysia harus meninggalkan negara itu secepatnya.
Malaysia telah lama dijadikan tempat bagi Korut untuk melaksanakan berbagai aktivitas kriminal mereka.
Tahun 2017 lalu, terjadi pembunuhan saudara tiri Kim Jong Nam di bandara internasional Kuala Lumpur, Malaysia.
Kejadian itu segera merusak hubungan dua negara.
Dikutip dari The Guardian, Malaysia segera mengusir dubes Korut dan menolak mengeluarkan jasad Kim Jong Nam ke Pyongyang dan menuntut tiga warga Korut yang bersembunyi di kedutaan agar segera datang untuk ditanyai polisi.
Kasus yang juga melibatkan TKW Indonesia, Siti Aisyah, dan TKW Vietnam, Doan Thi Huong itu, akhirnya keduanya mengakui kejahatan tersebut agar masa hukumannya lebih ringan.
Rupanya, ada masalah yang diemban Malaysia sehingga mereka memilih meringankan hukuman dua tertuduh tersebut.
Banyak pihak menuduh pemerintah Malaysia ingin hal itu segera beres karena membuat hubungan rusak dengan Korut.
Sebelum pembunuhan itu, dua negara memiliki hubungan baik selama 40 tahun yang diperkuat sejak Mahathir Muhammad mengisi jabatan Perdana Menteri tahun 1990-an.
Diyakini Mahathir yang saat kasus itu merebak masih menjabat, ingin memperbaiki hubungan itu.
Rupanya Malaysia tidak keberatan menjadi sekutu Korut di tengah sanksi PBB yang dijatuhkan ke negara itu.
Laporan PBB yang dirilis Maret 2017 menjelaskan Malaysia sebagai salah satu pelanggar utama yang menggunakan beberapa perusahaan Malaysia dan sosok pebisnis senior untuk terlibat dalam pencucian uang ke Korut.
"Beberapa anggota partai berkuasa terlibat terlalu dalam di jaringan finansial berkaitan dengan Korut sehingga pemerintah tidak ingin merusak hubungan ini; akan membuat Malaysia harus membayar dan menanggung malu dan bahkan sanksi internasional sendiri," ujar ahli Korea Utara di Universitas Leiden, Remco Breuker.
Sementara itu menurut penelitian Program Studi Keamanan MIT dan Harvard 2016 lalu, ada hubungan khas antara negara Asia Tenggara dan Korut yang menyebabkan Korut gemar melaksanakan aksi penuh dosanya di negara-negara Asia Tenggara, tidak terkecuali Malaysia.
Selain mengandalkan China, Korut juga memperluas penggunaan bisnis komersil Hong Kong dan Asia Tenggara.
Korut sering menggunakan dasar operasi di China atau Hong Kong untuk mengembangkan hubungan dengan individu atau firma komersial Asia Tenggara dan mengakses rekening bank di negara tersebut.
Rekening bank Korut di Asia Tenggara berguna untuk pencucian uang dan pembelian lokal untuk kemudian dikirimkan ke Korut.
Kasus pengadilan Singapura Agustus 2015 tunjukkan bagaimana Korut membayar firma lokal untuk laksanakan aktivitas menghindari sanksi itu.
Asia khususnya Asia Tenggara dimanfaatkan Korut karena hubungan kekerabatan yang erat.
Korut telah memiliki hubungan diplomatik tradisional dengan sebagian besar negara terutama di Asia, dengan berbagai kedutaan dan perwakilan diplomatik di negara-negara itu yang memiliki beberapa hak istimewa termasuk berpindah antar negara dan lewati perbatasan tanpa adanya risiko dicari.
Para kurir diplomatik membawa keistimewaan ini menikmati imunitas tahanan mereka, dan Korut menggunakan personil diplomatik baik sebagai agen terlibat dalam pembelian ilegal dan kurir yang memindahkan uang tanpa laporan serta berbagai barang ilegal lain.
Hal ini masih juga ditambah penegakan hukum di negara-negara Asia Tenggara masih lemah sehingga para penyelundup dan mafia Korut bisa bebas.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini