Intisari-Online.com - Sejarah Indonesia mengingat Mesir sebagai negara pertama yang mengakui kemerdekaan Indonesia.
Pengakuan kemerdekaan oleh negara lain merupakan hal yang penting sebagai syarat berdirinya suatu negara.
Terlebih, di awal kemerdekaan Indonesia, situasi semakin mendesak ketika Belanda ingin kembali berkuasa di Indonesia.
Belanda tidak mengakui proklamasi kemerdekaan yang dikumandangkan Indonesia pada 17 Agustus 1945, sebaliknya masih menganggap Indonesia sebagai daerah pendudukannya setelah kekalahan Jepang dalam Perang Dunia II.
Sebagaimana perjanjian Wina tahun 1942, negara-negara sekutu bersepakat untuk mengembalikan wilayah-wilayah yang diduduki Jepang pada pemilik koloninya masing-masing bila Jepang berhasil diusir dari daerah pendudukannya.
Akibatnya, Indonesia dan Belanda terlibat dalam konflik selama kurang lebih 4 tahun.
Dalam kurun waktu tersebut, Belanda melancarkan agresi militer sebanyak dua kali, yaitu di tahun 1946 dan 1948.
Indonesia berjuang mempertahankan kemerdekaannya, salah satunya dengan melakukan upaya diplomasi dengan Belanda, maupun negara-negara lain untuk mendapat pengakuan kemerdekaan.
Pemerintah Mesir mengakui kemerdekaan Indonesia pada 22 Maret 1946, setelah meluasnya dukungan dari berbagai elemen, termasuk mahasiswa Indonesia di negara tersebut.
Pengakuan Mesir terhadap kemerdekaan Republik Indonesia semakin kuat setelah kedua negara membuka hubungan diplomatik.
Hubungan diplomatik tersebut ditandai dengan penandatanganan The Treaty of Frienship and Cordiality atau perjanjian persahabatan pada 10 Juni 1947.
Perjanjian itu ditandatangani oleh Menteri Luar Negeri Indonesia, H. Agus Salim dan Perdana Menteri Mesir, Mr. Fahmy El Nouikrasy.
Dua bulan kemudian berdiri Kantor Perwakilan Indonesia di Mesir dengan H. M. Rasyidi sebagai kuasa usaha.
Pada 1949 dilakukan pembukaan Perwakilan Republik Indonesia di Kairo.
Mesir juga memiliki perwakilan di Indonesia.
Pada tanggal 25 Februari 1950, kantor tersebut ditingkatkan menjadi Kedutaan Besar Republik Indonesia dengan Rasyidi sebagai duta besar pertama.
Setelah dibuka oleh Mesir, satu per satu negara-negara Arab lainnya juga memberikan dukungan terhadap Indonesia dengan mengakui kemerdekaannya.
Secara resmi, keputusan Sidang Dewan Liga Arab, 19 November 1946, juga mengajurkan kepada semua negara anggota Liga Arab supaya mengakui Indonesia sebagai negara merdeka yang berdaulat.
Alasan Liga Arab memberikan dukungan didasari pada ikatan keagamaan, persaudaraan dan kekeluargaan.
Dalam buku Diplomasi: Ujung Tombak Perjuangan RI (1986) karya Mohammad Roem, melansir Kompas.com, setelah penandatangan perjanjian persahabatan antara Indonesia dan Mesir, pemerintah Indonesia melakukan diplomasi ke negara-negara Arab yang tergabung dalam Liga Arab.
Suriah
Negara Arab pertama yang dikunjungi oleh diplomat Indonesia setelah penandatanganan perjanjian persahabatan Indonesia-Mesir itu adalah Suriah.
Pada 2 Juli Agustus 1947, Agus Salim sebagai perwakilan diplomat Indonesia segera mengadakan perjanjian persahabatan dengan Suriah di Damaskus.
Dengan penandatanganan perjanjian persahabatan tersebut, Indonesia secara resmi telah diakui sebagai negara berdaulat oleh pemerintah Suriah.
Lebanon
Pada 21 Juli 1947, misi diplomatik Indonesia berlanjut ke negara Lebanon.
Dalam kunjungan ini, Agus Salim melakukan perundingan bersama perdana menteri Lebanon bernama Riadh al Solh.
Perundingan antara Agus Salim dan Riadh al Solh berjalan dengan lancar sesuai dengan harapan dari Indonesia.
Akhirnya, pemerintah Lebanon secara resmi memberikan pengakuan kemerdekaan Indonesia pada 29 Juli 1947.
Arab Saudi
Setelah mendapatkan pengakuan kemerdekaan dari Lebanon, Indonesia melanjutkan misi diplomatiknya ke Saudi Arabia.
Dalam kunjungan ke Arab Saudi, Mohammad Rasjidi menggantikan posisi Agus Salim sebagai ketua diplomat karena Agus Salim harus menghadiri Sidang Dewan Keamanan di New York.
Dalam jurnal Diplomasi RI di Mesir dan Negara-Negara Arab pada tahun 1947 (2007) karya Suranta Abd. Rahman, dalam misi diplomatik Indonesia ke Arab Saudi, Mohammad Rasjidi melakukan perundingan dengan raja Abdul Aziz al Saud.
Setelah melakukan perundingan, Arab Saudi secara resmi memberikan pengakuan kemerdekaan terhadap Indonesia pada tanggal 21 November 1947.
Yaman
Yaman secara resmi mengakui kemerdekaan RI pada 20 November 1947.
Pengakuan kedaulatan tersebut disampaikan melalui perwakilan Yaman di Liga Arab.
Yaman merupakan negara Arab terakhir yang mengakui kedaulatan Indonesia pada masa revolusi Indonesia.
(*)
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik dihttps://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari