Advertorial
Intisari-Online.com - Virus corona mungkin masih banyak menyimpan misteri yang belum terungkap.
Oleh karena itu, berbagai penelitian terus dilakukan untuk mengenali virus yang menyebabkan pandemi ini.
Namun, penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa virus corona mampu bertahan di permukaan benda selama kurun waktu tertentu.
Permukaan benda yang dimaksud diantaranya seperti kardus atau kertas karton, plastik, tembaga, hingga kain.
Untuk mengantisipasi penularan melalui benda-benda di sekitar kita, dianjurkan untuk rutin membersihkannya.
Peristiwa memilukan yang terjadi di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, diduga terjadi karena virus corona menempel di permukaan pakaian.
Dua orang anak dan ibu dijemput ambulans untuk menuju Rumah Sakit Darurat Covid-19 setelah mereka dinyatakan positif Covid-19.
Melansir Kompas.com, menurut Juru Bicara Dinas Kesehatan (DInkes) Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Dedi Syarif, ibu dan dua anak tersebut ketularan virus corona dari baju sang ayah.
"Iya sudah (diperiksa tertular dari baju ayahnya," ucap Dedi yang juga Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kabupaten Bogor ketika dihubungi Kompas.com, Minggu (26/4/2020).
Dedi menjelaskan bahwa pakaian sang Ayah menjadi media penularan virus corona atau Covid-19 di rumah mereka.
Bagaimana bisa?
Rupanya sang ayah bekerja menangani pasien di Rumah Sakit Darurat Covid-19 Wisma Atlet Kemayoran, jakarta Pusat.
Baca Juga: Agar Sahur Lebih Praktis, Ini Kunci Menyiapkan Makanan Sahur, Tetap Enak dan Bergizi!
Dijelaskan jika sang ayah langsung memang langsung membersihkan tubuhnya sepulang dari rumah sakit, namun diduga virus tersebut telah menempel pada permukaan pakaiannya.
Kemudian, secara tidak sengaja pakaian itu tersentuh sang ibu.
"Karena kan dia (Ayah) memang bekerja di sana, Wisma Atlet. Kemungkinan besar dari pakaiannya (penularan virus)," kata Dedi.
Dua anak yang tertular adalah anak yang berusia 4 dan 8 tahun.
Baca Juga: Penelitian: Teh Hijau Bisa Kurangi Resistensi Antibiotik
Sebelumnya, proses penjemputan Ibu dan dua anaknya oleh tim medis sempat viral di media sosial.
Sang Ibu terlihat memeluk kedua anaknya di dalam ambulans.
Bupati Bogor Ade Yasin mengatakan, Ibu dan dua anaknya itu dinyatakan positif corona berdasarkan hasil tes swab yang dilakukan di laboratorium RS Polri Jakarta.
Sementara sang ayah sebelumnya telah menjalani rapid test virus corona yang menunjukkan hasil non-reaktif.
Baca Juga: Puasa sambil Diet? Ini Sederet Makanan Buka Puasa yang Sehat saat Diet
Kemudian pada 14 April 2020, sang Ayah pulang ke rumah dan langsung membersihkan diri sebelum berinteraksi dengan keluarganya.
Namun, 3 jam kemudian, ketiga anaknya mengeluh sakit kepala dan demam.
Saat diukur, suhu tubuh ketiga anak tersebut mencapai 38 derajat celcius. Sehingga keesokan harinya mereka dibawa ke rumah sakit.
"Dan pada pagi harinya 15 April jam 10 dibawa ke rumah sakit," kata Ade.
Ketiga anak itu dibawa ke salah satu rumah sakit di Kabupaten Bogor. Kemudian dilakukan rontgen dan menyatakan ada peradangan di paru-paru ketiga anak itu.
Tim medis lalu melakukan tes darah yang menunjukkan hasil bahwa limfosit ketiga anak itu menurun dan mengarah kepada Covid-19.
Mereka pun dinyatakan sebagai Pasien Dalam Pemantauan (PDP).
"Karena kondisinya kurang bagus dinyatakan PDP," kata Ade.
Selanjutnya pada 16 April 2020, pihak puskesmas setempat belum bisa melakukan rapid test virus corona karena kehabisan alat.
Namun, kantor sang ayah kemudian memfasilitasi pemeriksaan tes swab untuk keluarga itu di RS Polri Jakarta.
Hal memilukan lainnya menyusul keesokan harinya.
Sang ibu mengalami sesak napas kemudian dilarikan ke IGD RSUD Cileungsi untuk mendapakan perawatan.
Setelah dilakukan rontgen, Ibu dari 3 anak itu mengalami pembengkakan jantung dan dipindahkan ke rawat inap di salah satu rumah sakit daerah.
Hasil tes akhir menunjukkan bahwa 2 dari 3 anak tersebut positif Covid-19, begitu juga dengan sang ibu.
Sementara sang ayah dan satu anak lainnya dinyatakan negatif Covid-19.
"Tanggal 20 April 2020, hasil lab dari RS Polri dinyatakan bahwa Ibu dan dua anaknya positif Covid-19," kata Ade.
Sementara itu, berkaca dari peristiwa ini, Dedi Syarief mengungkapkan bahwa untuk mencegah penularan sebaiknya kita segera mencuci tangan setelah mencuci pakaian.
Kemudian bekas pakai agar langsung direndam di dalam air dan deterjen.
Menurutnya, dengan demikian virus corona tidak akan bersarang dan bertahan hidup pada pakaian.
Melansir Kompas.com,menurut studi yang dilakukan oleh ahli virus dari National Institutes of Health (NIH) AS Neeltje van Doremalen dan rekan-rekannya di Rocky Mountain Laboratories, Hamilton, Montana, belum diketahui secara pasti berapa lama virus corona bertahan di pakaian dan permukaan kain.
Namun, menurut penelitian ini disinfektasi lebih sulit dilakukan.
Sementara Rodney E. Rohde, Ketua dan Profesor Program Ilmu Laboratorium Klinik di Texas State University, menekankan pentingnya mencuci pakaian yang bisa dilakukan dengan air hangat atau bahkan panas.
Selain itu dia juga menyarankan agar kita memperhatikan deterjen yang digunakan.
"Saya menyarankan untuk mencuci pakaian dalam deterjen yang mengandung senyawa pemutih. Virus tidak bekerja dengan baik di kandungan yang keras seperti itu," kata dia.
Selain itu dia juga menyarankan agar kita memperhatikan deterjen yang digunakan.
"Saya menyarankan untuk mencuci pakaian dalam deterjen yang mengandung senyawa pemutih. Virus tidak bekerja dengan baik di kandungan yang keras seperti itu," kata dia.
Masih menurut penelitian yang dilakukan oleh ahli virus dari National Institutes of Health (NIH) AS Neeltje van Doremalen dan rekan-rekannya di Rocky Mountain Laboratories, Hamilton, Montana, berikut perbedaan lama waktu bertahan virus corona di udara dan permukaan benda lainnya.
1. Udara
Hasil penelitian yang dipublikasikan dalam New England Journal of Medicine menunjukkan, virus dapat bertahan di dalam tetesan hingga 3 jam setelah dikeluarkan melalui batuk atau bersin ke udara.
Tetesan ini berukuran sekitar 1 hingga 5 mikrometer atau 30 kali lebih kecil dari lebar rambut manusia.
Virus tersebut dapat menjadi airborne selama beberapa jam di udara.
2. Kardus atau kertas karton
Hasil penelitian oleh NIH menemukan bahwa virus SARS-CoV2 dapat bertahan lebih lama pada permukaan kardus atau kertas karton, yaitu hingga 24 jam.
Pada jenis permukaan ini, virus diketahui menempel dengan lebih stabil.
3. Plastik dan stainless steel
Sementara, pada plastik dan stainless steel, lama waktu bertahan dari virus jauh lebih lama lagi, yaitu 2 hingga 3 hari.
Berdasarkan hasil penelitian, diduga virus dapat bertahan selama itu pada pegangan pintu, permukaan yang dilapisi plastik atau dilaminasi, dan permukaan keras lainnya.
4. Tembaga
Berbeda lagi dengan tembaga. Hasil penelitian menunjukkan, virus dapat bertahan di permukaan tembaga selama sekitar 4 jam.