Advertorial
Intisari-Online.com -Bangsa Yahudi bisa dibilang sangat nekat ketika berani mendirikan negara Israel di Timur Tengah.
Bukan tanpa alasan, di sekeliling wilayah di mana Israel kini berdiri, adalah negara-negara Islam yang sebelumnya menolak berdirinya negara Yahudi tersebut.
Tak sedikit gesekan berupa perang terjadi antara Israel dengan negara-negara tersebut.
Palestina tentu saja menjadi negara yang paling seling terlibat konflik dengan Israel.
Namun, dalam upaya untuk melindungi negaranya dari serangan via udara, Israel sangat percaya diri.
Mereka mengandalkan sistem pertahanan udara yang disebut Iron Dome alias Kubah Besi.
Alat ini bukan berbentuk selayaknya wujud kubah, bahkan tidak terlihat wujud kubah pada umumnya.
Istilah ini dipakai untuk menggambarkan sistem pertahanan udara yang benar-benar melindungi seluruh wilayah Israel seperti halnya kubah.
Sebagaimana dilansirNBCNews, sistem pertahanan rudal tersebut berfungsi sebagai penangkal rudal yang diluncurkan ke arah Israel.
Akun Twitter resmi militer Israel mengklaim bahwa sejauh ini alat tersebut telah berhasil melumpuhkan roket–roket yang diluncurkan ke wilayah mereka.
Adapun, Iron Dome sendiri merupakan kependekan dariDual Mission Counter Rocket, Artillery and Mortar and Very Short Range Air Defense System.
Alat tersebut dikembangkan Rafael Advanced Defense System terhitung sejak tahun 2007 silam sejak ekskalasi konflik meningkat.
Menggunakan rudal bertenaga baterai, alat ini digadang–gadang sanggup melumpuhkan serangan roket udara.
Hal itu lantaran alat ini memiliki sensor sensitif yang mampu mengenali dan melumpuhkan ancaman roket jarak dekat dan jarak menengah.
Setidaknya terdapat tiga bagian inti sistem pertahanan rudal yang dipasang secara portable.
Pertama, sistem radar yang dipasang di tiap truk pengendali masing-masing terus mengawasi kawasan udara dengan jangkauan hingga radius 150 km persegi.
Segala benda tak dikenal yang melewati kawasan tersebut akan ditangkap oleh radar.
Di sini, semua informasi diolah, untuk menentukan apakah akan melakukan penangkalan ataupun sebaliknya.
Jika keputusan pencegatan diambil, data ini akan segera dikirimkan ke unit interceptor alias pencegat.
Mereka akan meneruskan perintah untuk meluncurkan misil penangkal rudal yang sudah diprogram sedemikian rupa sehingga sanggup mengenali ancaman tersebut.
Tiap rudal yang diluncurkan Iron Dome, setidaknya menghabiskan anggaran sekitar AS$ 40 ribu atau sekitar Rp575 miliar.
Namun demikian, mereka menganggap, harga mahal itu sebanding dengan efektivitas yang ditunjukan sistem pertahanan rudal canggih ini.
Militer Israel bahkan mengklaim bahwa pihaknya berhasil melumpuhkan roket-roket yang diluncurkan Hamas.
Benarkah tak bisa ditembus?
Pada dasarnya Iron Dome tidak bisa mencegat setiap rudah Hamas yang meluncur ke arah Israel.
Seperti dilansir dariBBC, pada 2014, data Pasukan Pertahanan Israel IDF menyebutkan, dari 255 roket yang menghantam Israel hanya 71 roket Hamas yang bisa dicegat.
Pihak militer menyebut, roket yang tidak tercegat tersebut jatuh bukan di kawasan pemukiman penduduk.
Jadi memang sengaja dibiarkan mengingat besarnya biaya untuk satu rudal penangkis.
Namun, pada JUli 2014, sebuah roket Hamas berhasil menembus sistem pengaman rudal Iron Dome.
Roket tersebut jatuh di kawasan perumahan Ashkelon, wilayah yang diduduki Israel pada Juli 2014.
Tembusnya roket Hamas ini tentu mengejutkan karena pengamanan iron dome terbilang cukup canggih.