Advertorial
Intisari-Online.com - Beberapa waktu lalu Presiden Amerika Serikat, Donald Trump mengeluarkan pernyataan kontroversial tentang suntik disinfektan guna mengobati Covid-19.
Bersama usul tersebut, Trum juga mengusulkan iradiasi tubuh pasien dengan sinar UV.
Ide yang disampaikan dalam briefing konferensi pers Gedung putih itu langsung ditolak oleh dokter.
Selain dokter, perusahaan-perusahaan disinfektan juga akhirnya harus 'mati-matian' menjelaskan jika produknya bukanlah obat corona, salah satunya pabrikan Lysol.
Melansir NBC News (24/4/2020), Pabrikan Lysol, produk semprot dan pembersih disinfektan, mengeluarkan pernyataan peringatan terhadap penggunaan internal setelah Presiden Donald Trump menyarankan bahwa orang bisa mendapatkan 'suntikan' dari disinfektan guna mengobati virus corona dalam satu menit.
Juru bicara pabrikan Lysol menegaskan jika produknya tidak boleh dimasukan ke dalam tubuh dengan cara apa pun.
"Sebagai pemimpin global dalam produk kesehatan dan kebersihan, kita harus jelas bahwa dalam keadaan apa pun produk disinfektan kita tidak boleh diadministrasikan ke dalam tubuh manusia (melalui suntikan, konsumsi atau rute lain)," kata juru bicara Reckitt Benckiser, Inggris, kepada NBC News.
Benckiser lanjut menjelaskan jika produknya hanya boleh digunakan sesuai pedoman. Ia pun menyarankan untuk membaca pedoman penggunaannya.
"Seperti semua produk, produk desinfektan dan higiene kami hanya boleh digunakan sebagaimana dimaksud dan sesuai dengan pedoman penggunaan.
"Silakan baca label dan informasi keselamatan," katanya.
Ia pun menambahkan bahwa perusahaan percaya mereka memiliki 'tanggung jawab' dalam menyediakan konsumen dengan akses ke informasi yang akurat dan terkini seperti yang disarankan oleh para ahli kesehatan masyarakat terkemuka.
Badan Perlindungan Lingkungan juga mengingatkan orang untuk hanya menggunakan disinfektan pada permukaan.
Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan beberapa jam sebelum Trump berbicara, EPA mengatakan , "Jangan pernah menerapkan produk itu pada diri Anda atau orang lain. Jangan menelan produk desinfektan."
Surgeon General dari administrasi Trump, Jerome Adams, juga memperingatkan orang Amerika, mendesak orang untuk selalu berbicara dengan penyedia layanan kesehatan terlebih dahulu sebelum memberikan perawatan atau obat apa pun, baik untuk diri sendiri atau orang yang dicintai.
Sementara itu, terkait sinar UV, William Bryan dari Departemen Keamanan Dalam Negeri mengatakan pada sebuah pengarahan di Gedung Putih Kamis bahwa 'hasil yang muncul' dari penelitian baru menunjukkan bahwa cahaya matahari memiliki efek yang kuat dalam membunuh virus di permukaan dan di udara.
Tetapi, katanya, tidak ada pertimbangan penggunaan internal desinfektan.
Selain itu seorang Demokrat top 'membanting' Trump untuk pernyataannya itu.
Ketua DPR Nancy Pelosi, D-Calif., mengatakan bahwa Presiden dan Partai Republik lainnya 'menolak sains' dan mengatakan Trump harus mengabaikan saran dari para ahli medisnya.
Kemudian Rep. Hakeem Jeffries, DN.Y., anggota kepemimpinan House Demokrat, menuliskan tweet Jumat pagi bahwa "ada sesuatu yang sangat salah" dengan presiden.
Para profesional medis pun dengan cepat membantah klaim Trump sebagai 'tidak bertanggung jawab' dan 'berbahaya'.
“Gagasan menyuntikkan atau mencerna segala jenis produk pembersih ke dalam tubuh adalah tidak bertanggung jawab dan berbahaya,” kata Dr. Vin Gupta, seorang ahli paru, pakar kebijakan kesehatan global dan kontributor NBC News dan MSNBC.
"Ini adalah metode umum yang digunakan orang ketika mereka ingin bunuh diri," tambahnya.
Di sisi lain, Gedung Putih mengklaim pada Jumat pagi bahwa media salah mengartikan komentar Trump mengenai pengobatan coronavirus.
"Presiden Trump telah berulang kali mengatakan bahwa orang Amerika harus berkonsultasi dengan dokter medis mengenai perawatan virus corona, suatu hal yang dia tekankan lagi selama pengarahan kemarin," kata sekretaris pers Gedung Putih Kayleigh McEnany mengatakan dalam sebuah pernyataan.