Selain stres, kontributor potensial lain untuk depresi termasuk riwayat keluarga, kadar hormon, faktor lingkungan dan bahkan obat-obatan tertentu.
10. Detak jantung cepat
Detak jantung yang cepat dan peningkatan denyut jantung juga bisa menjadi gejala tingkat stres yang tinggi.
Satu penelitian mengukur reaktivitas detak jantung dalam menanggapi peristiwa stres dan non-stres, menemukan bahwa detak jantung secara signifikan lebih tinggi selama kondisi stres.
Penelitian lain di 133 remaja menemukan bahwa menjalani tugas yang penuh tekanan menyebabkan peningkatan denyut jantung.
Detak jantung yang cepat juga dapat disebabkan oleh tekanan darah tinggi, penyakit tiroid, kondisi jantung tertentu, dan dengan minum minuman berkafein atau alkohol dalam jumlah besar.
11. Berkeringat
Paparan stres juga dapat menyebabkan keringat berlebih.
Satu penelitian kecil mengamati 20 orang dengan hiperhidrosis palmar, suatu kondisi yang ditandai dengan keringat berlebih di tangan. Penelitian ini menilai tingkat keringat mereka sepanjang hari menggunakan skala dari 0-10.
Stres dan olahraga keduanya secara signifikan meningkatkan tingkat keringat dua sampai lima poin pada mereka yang hiperhidrosis palmar, serta pada kelompok kontrol.
Penelitian lain menemukan bahwa paparan stres menghasilkan jumlah tinggi berkeringat dan bau pada 40 remaja.
Keringat berlebih juga bisa disebabkan oleh kecemasan, kelelahan panas, kondisi tiroid dan penggunaan obat-obatan tertentu.
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR