Advertorial

Pernah Berhasil Musnahkan MERS dan SARS, Inilah Satu-satunya Obat yang Dinilai Bisa Membunuh Virus Corona oleh WHO

Khaerunisa

Editor

Baru-baru ini Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) membuat sebuah pernyataan di konferensi pers di Beijing tentang obat virus corona
Baru-baru ini Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) membuat sebuah pernyataan di konferensi pers di Beijing tentang obat virus corona

Intisari-Online.com - Berbagai pihak terus berupaya untuk melakukan penanganan terhadap mewabahnya virus corona.

Salah satunya dilakukan oleh perusahaan-perusahaan obat antivirus.

Mereka berharap bisa menemukan pengobatan yang tepat untuk virus corona yang telah memakan ribuan korban.

Diantaranya adalah Gilead Sciences, Johnson & Johnson, GlaxoSmithKline.

Baca Juga: Takut Tak Bisa Bertahan Hidup di Tengah Wabah Virus Corona, Seorang Ibu Melakukan Persiapan Ini yang Terinspirasi dari Film Zombie: 'Lebih Baik Aman daripada Menyesal

Namun, baru-baru ini Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) membuat sebuah pernyataan di konferensi pers di Beijing tentang obat virus corona.

Melansir Kontan.co.id (25/2/2020), Pernyataan tersebut disampaikan melalui asisten direktur jenderal WHO, Bruce Aylward, Organisasi Kesehatan Dunia yang mengatakan bahwa hanya ada satu obat yang saat ini dinilai memiliki khasiat nyata untuk virus corona, yaitu remdesivir.

"Hanya ada satu obat saat ini yang kami pikir mungkin memiliki khasiat nyata untuk virus corona dan itu adalah remdesivir,” jelas Bruce Aylward.

Pejabat WHO ini menambahkan, uji klinis untuk remdesivir pada manusia sekarang sedang berlangsung. Hasilnya baru akan diketahui dalam beberapa minggu lagi.

Baca Juga: 6 Cara Alami Yang Dapat Membantu Menangani Neuropati Diabetes, Salah Satunya Yakni dengan Mandi Air Hangat!

Remdesivir sendiri merupakan sebuah obat antivirus yang dikembangkan oleh perusahaan bioteknologi Gilead Sciences.

Sebelumnya, obat ini telah berhasil menangani virus MERS dan SARS, yang mana kedua virus tersebut memiliki kemiripan dengan virus corona atau Covid-19 yang kini telah meresahkan masyarakat dunia.

Gilead Sciences telah mengonfirmasi melalui email kepada CNN Business bahwa mereka sedang bekerja sama dengan otoritas kesehatan di China dalam dua uji coba untuk pasien yang telah terinfeksi Covid-19.

Baca Juga: Anwar Ibrahim Dikhianati, Istrinya Justru Berpeluang Jadi PM Perempuan Malaysia Pertama Setelah Mahathir Mundur

"Ada dua studi. Satu pada pasien dengan penyakit parah dan satu lagi pada pasien dengan penyakit sedang. Saat ini sudah dilakukan ujicoba dan kami mengantisipasi hasilnya pada bulan April," kata juru bicara Gilead Sciences.

Mereka akan melihat apakah remdesivir, obat percobaan yang telah digunakan untuk mengobati virus Ebola, dapat memerangi gejala virus corona.

Perusahaan ini pun menyampaikan dalam sebuah pernyataan beberapa minggu lalu bahwa remdesivir telah menunjukkan beberapa keberhasilan dalam mengobati MERS dan SARS pada hewan.

Baca Juga: Penganut Teori Bumi Datar Michael 'Mad Mike' Hughes Meninggal Dunia saat Ingin Buktikan Keyakinannya, Aksi Inilah yang Dilakukannya sehingga Dia Berakhir Kehilangan Nyawa

Bagaimana kinerja obat remdesivir ini?

Mengutip Kompas.com yang Melansir New York Times (7/2/2020), Obat ini sebelumnya telah diujikan terhadap tikus dan kelelawar yang terinfeksi virus corona (termasuk SARS dan MERS).

Hasilnya, obat remdesivir yang dikombinasikan dengan senyawa NHC dapat melawan virus tersebut.

Direktur Penyakit Menular dan Profesor Pediatri di Vanderbilt University School of Medicine, mengatakan, remdesivir dan NHC tampaknya mampu menghalangi replikasi virus dengan mengganggu kemampuan mereka dalam melakakukan mutasi genetik.

Melansir SCMP(2/2/2020), obat itu dinilai akan efektif jika diterapkan terhadap pasien virus corona sebagai terapi ganda untuk mencegah dan mengobati penyakit.

Baca Juga: Ngeyel Tak Mau Turuti Perintah Pembina Setelah Tahu Kondisi Air, Siswi SMPN 1 Turi Selamat dari Tragedi Susur Sungai Sempor

Artikel Terkait