Advertorial
Intisari-Online.com - Pria bernama Michael Hughes atau yang lebih dikenal sebagai Michael 'Mad Mike' Hughes adalah seorang penganut teori bumi datar.
Ia terkenal karena bertekad menunggangi roket buatannya sendiri untuk membuktikan bahwa bumi memang benar datar.
Pada tahun 2014, Hughes membangun roket kru pertamanya dan terbang setinggi 1.347 kaki (419 m) hanya dalam waktu satu menit di atas Winkelman Arizona.
Namun, kabarnya saat itu ia pingsan setelah pendaratan dan bahkan butuh tiga hari untuk pulih meski muncul keraguan bahwa ia benar-benar ada di dalam roket ketika diluncurkan.
Baca Juga: Para Penganut Teori Bumi Datar Akan Berlayar ke ‘Ujung Bumi’ pada 2020
Kemudian pada 2019, rencananya ia akan kembali meluncurkan roket, namun gagal karena terkendala masalah teknis.
Hingga baru-baru ini, tepatnya pada 22 Februari 2020, Hughes melakukan peluncuran namun justru berakhir tragis.
Pria berusia 64 tahun dari Apple Valley tersebut meninggal dunia setelah roket buatannya mengalami kecelakaan di California.
Apa yang terjadi kepada Hughes hingga ia harus kehilangan nyawa?
Melansir Unilad.co.uk (23/2/2020), Michael 'Mad Mike' Hughes, menabrakkan roket bertenaga uap tak lama setelah lepas landas pada Sabtu, 22 Februari 2020.
Penganut teori bumi datar yang terkenal ini tengah berusaha membuktikan bahwa bumi memang datar dengan jarak sedekat mungkin ke ruang angkasa.
Hughes berusaha mencapai ketinggian 5.000 kaki dengan mengendarai roketnya.
Ia dibantu oleh rekannya yang bernama Waldo Stakes.
Peluncuran yang dilakukan Hughes pun difilmkan sebagai bagian dari Hommade Astronauts, sebuah acara TV tentang pembuat roket amatir yang ditayangkan di US Science Channe.
Cuplikan yang dibagikan di media sosial menunjukkan roket ditembakkan beberapa detik sebelum jatuh kembali ke Bumi.
Kemudian, sebuah parasut terlihat membuntuti di belakang roket, namun tampaknya telah ditempatkan terlalu cepat.
Departemen Sheriff Kabupaten San Bernardino sejak itu telah memastikan bahwa petugas telah dipanggil ke acara peluncuran roket sekitar pukul 14:00 waktu setempat pada hari Sabtu, 22 Februari.
Mereka juga memastikan bahwa ada seorang pria dinyatakan meninggal setelah roket itu jatuh di gurun terbuka.
Humas Hughes sejak itu mengonfirmasi kepada outlet berita AS bahwa pilotlah yang meninggal selama kecelakaan itu. Tidak ada cedera lain yang dilaporkan.
Dikutip dari BBC News, Hughes dan asistennya telah membangun roket di kebun belakangnya dan menghabiskan sekitar $ 18.000 (sekitar Rp 251 Juta).
Roket dilaporkan kehabisan uap yang dikeluarkan melalui nozzle untuk mendorongnya ke depan.
Pada 2018, Hughes pernah berbicara kepada CBS News dan mengatakan:
"Saya hanya ingin orang mempertanyakan segalanya. Tanyakan paa yang dilakukan anggota kongres Anda, dewan kota Anda
"Mempertanyakan apa yang sebenarnya terjadi selama Perang Saudara. Apa yang terjadi selama 9/11," katanya.
Teori bumi datar sendiri memang sempat begitu ramai menjadi perbincangan orang-orang di seluruh dunia beberapa waktu lalu, termasuk di Indonesia.