Dalam latihan, kapal RI Gadjah Mada-408 bertindak sebagai kapal pimpinan.
(Baca juga: Sri Mulyono, Pernah Bikin AURI Jadi Amat Ditakuti Tapi Terpaksa Jadi Peternak Ayam Gara-Gara G30S)
Latihan perang laut meliputi materi latihan formasi kapal, pendaratan ke pantai dan navigasi, serta manuver tempur.
Sedangkan materi latihan gabungan meliputi latihan pertahanan pangkalan, perang gerilya, bantuan tembakann kapal dan penyaluran bantuan logistik.
Sebagai sarana komunikasi dipergunakan radio telegrafis dan bendera isyarat.
Pada saat latihan manuver di laut yang melibatkna RI Gadjah Mada, P-8, P-9, Antaredja dan Semar berada di bagian utara perairan Cirebon.
Eskader ALRI tersebut sempat dua kali diganggu oleh kapal perang Belanda jenis peronda pantai Hr.Ms. Morotai, yaitu tanggal 2 dan 3 Januari 1947.
Bahkan pada insiden tanggal 3, eskader ALRI nyaris tabrakan dengan kapal Belanda tersebut karena cuaca yang berkabut.
Selanjutnya, antara tanggal 4 dan 5 Januari muncul kapal perang Belanda yang lain, yaitu jenis Pemburu Torpedo (Jaeger Torpedo) Hr.Ms. Kortenaer (JT-6) disekitar daerah latihan eskader ALRI.
Pada tanggal 5 Januari, sekitar pukul 06.30, saat eskader ALRI yang terdiri atas RI Gadjah Mada, P-8, P-9, Semar, dan Antaredja, tengah bergerak kembali menuju pangkalan usai latihan, Hr.Ms. Kortenaer bergerak mendekat dan hendak memotong jalur eskader ALRI.
Manuver Kortenaer terpantau jelas oleh pengawas pantai Pangkalan III Cirebon.
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR