Namun mereka tidak dapat menghubungi eskader ALRI karena radio telegrafis tidak berfungsi akibat listrik padam.
Setelah jarak kian dekat, Hr.Ms. Kortenaer memberikan isyarat lampu “K”(berhenti) kepada kapal-kapal ALRI.
Eskader ALRI segera memberitahukan siaga tempur. Kortenaer mengirimkan isyarat hingga tiga kali namun tidak dihiraukan satuan eskader ALRI.
Merasa dianggap remeh, Komandan Kapal Kortenaer G.B. Fortuyn memerintahkan untuk melepaskan tembakan peringatan.
Tembakan pertama dilepaskan pukul 08.00 dan jatuh tidak jauh dari arah depan kapal Gadjah Mada.
Tembakan kedua jatuh tak jauh dari P-8. Penembakan terus dilakukan dengan frekuensi yang tidak tetap.
Akibatnya, eskader ALRI kontan bubar menyelamatkan diri dengan berpencar.
Selanjutnya kapal perang Belanda itu menjadikan Gadjah Mada dan P-8 sebagai sasaran utama karena berada dalam jangkauan meriamnya.
Tembakan meriam di lambung kiri Kotenaer berhasil merobek lambung kanan Gadjah Mada.
Tiga ABK Gadjah Mada gugur di tempat. Kebakaran hebat melanda kapal.
Kapal perang Belanda tersebut terus melakukan penembakan terarah ke RI Gadjah Mada.
Sementara kapal perang ini sudah menjadi bulan-bulanan, P-8 dapat menyelamatkan diri dengan cara bermanuver zig-zag.
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR