Advertorial
Intisari-Online.com - Ketika pemimpin Korut Kim Jong Un dan Presiden AS Donald Trump disibukkan oleh perang kata-kata yang juga belum berakhir para cyber army Korut diam-diam terus melaksanakan serangan agresif ke data-data militer yang dimiliki Korsel.
Serangan para cyber army Korut yang dipimpin langsung oleh Kim Jong Un itu lagi-lagi membuat Korsel kelabakan.
Pasalnya data-data rahasia yang merupakan cetak biru Korsel untuk pembuatan kapal-kapal perangnya, khususnya, kapal selam berhasil dicuri oleh Korut.
Keberhasilan pencurian data militer berkualifikasi tingkat tinggi milik Korsel oleh para hacker Korut itu juga bukan yang pertama kalinya.
(Baca juga: Bom Nuklir yang ‘Doyan’ Diuji oleh Korut Jadi Senjata Makan Tuan, 200 Pekerja Tewas)
Pasalya pada awal bulan Oktober 2017 lalu, para hacker Korut sukses mecuri dokumen rahasia Korut yang berisi tentang rencana serbuan militer AS-Korsel ke Korut dan rencana melakukan pembunuhan secara rahasia terhadap Kim Jong Un.
Pada tahun 2013, hampir semua bank yang berada di Korsel juga mengalamui kekacauan data akibat serangan yang dilancarkan para hacker Korut.
Kemampuan para hacker Korut bisa menembus “benteng” cyber Korsel itu memang diluar dugaan mengingat di Korut orang-orang yang bisa mengakses internet sangat terbatas.
Dengan kondisi pemakaian internet yang begitu ketat itu maka pihak lawan Korut, khususya Korsel dan AS serta negara-negara sekutunya kemudian mengira jika korut juga ketinggalan dalam teknologi cyber war.
Tapi anggapan negara-negara lawan Korut yang menganggap korut lemah dalam soal cyber war teryata keliru.
Untuk keperluan cyber army Korut ternyata telah membentuk Unit 180 yang memiliki tugas melakukan kegiatan mata-mata di seluruh dunia melalui jaringan internet.
Salah satu keberhasilan Unit 180 adalah ketika melancarkan serangan elektronik menggunakan virus WannaCry pada tahun 2017 ini sehingga mengakibatkan lebih dari 300.000 komputer di 150 negara mengalami kekacauan.
Untuk mendukung ‘’kemampuan tempur’’ Unit 180, di Korut sedikitnya ada 6000 orang ahli menggunakan komputer yang secara terus-menerus melancarkan cyber war ke negera-negara sekutu AS.
(Baca juga: AS Tawarkan Perdamaian, eh Korut Justru Lakukan Latihan Perang Seolah-olah Siap Menghadapi Perang Sungguhan)
Australia yang baru-baru ini diancam akan diserang nuklir oleh Korut termasuk negara yang selalu mengkhawatirkan Korut dalam soal cyber war.
Dalam suatu seminar bertajuk Korea’s Cyber War Vortex di Canberra pada bulan Oktober 2017 yang membahas kemampuan Korut dalam soal cyber war , Korut memang patut diperhitungkan.
Para ahli komputer Australia bahkan sudah memperingatkan kepada pemerintah Australia bahwa Korut bisa mematikan sistem listrik Australia melalui cyber war.
Dengan kemampuan Korut untuk mengacak-acak data elektronik di seluruh dunia,khusuany Korsel , maka ketika Kim Jong Un dan Presiden Donald Trump makin sibuk perang kata-kata, maka Korsel seharusnya juga makin waspada
Pasalnya Korsel yang selama ini memilih sikap diam saja teryata malah kecolongan data-data militer yang berkualisi sangat rahasia.