Intisari-Online.com - Presiden AS Donald Trump yang gemar beretorika dalam wujud perang kata-kata dengan pemimpin Korut Kim Jong Un, rupanya tidak hanya membuat Korut makin geram tapi juga membuat Rusia turut gerah.
Korut yang sudah menyatakan tak mau berunding lagi dengan AS karena lebih mengutamakan diplomasi menggunakan serangan rudal nuklir, saat ini seperti sedang dalam posisi menghitung mundur (countdown) untuk meluncurkan rudal nuklirnya.
Pasalnya, yang memperingatkan Korut sedang menghitung mundur untuk meluncurkan rudal nuklirnya ke daratan AS adalah Direktur CIA sendiri, Mike Pompeo, pada Selasa (17/10/2017) di Washigton.
Pompeo mengingatkan kepada militer AS bahwa kemampuan Korut menyerang AS menggunakan rudal nuklir bukan dalam hitungan beberapa tahun lagi melainkan hitungan bulan.
(Baca juga: Bersiap Melawan Rusia, Tank Abram AS di Eropa Timur Dilapisi Baju Baja Antirudal)
Presiden Trump yang sudah mengancam untuk menghancur leburkan Korut pun, retorikanya segera diikuti oleh reaksi cepat militer AS dengan cara menyiagakan sistem pertahanan anti rudal di sepanjang perairan Pasifik hingga daratan AS.
Pesawat-pesawat pengebom nuklir B-1B Lancer dan jet-jet tempur siluman paling mutakhir seperti F-35 A Lightning II pun sudah disiagakan di pangkalan udara Jepang serta Guam selama 24 jam.
Militer AS pun seperti dalam posisi hitungan mundur untuk menggempur Korut karena tinggal menunggu perintah dari Presiden Trump selaku panglima tertinggi militer AS.
Tapi di tengah puncaknya ketegangan antara Korut dan AS, lagi-lagi Presiden Trum bikin ulah dengan retorikanya yang makin membuat situasi tambah runyam.
Pasalnya ketika AS dan Iran berunding tentang program nuklir di Iran untuk kepentingan industri, Presiden Trump langsung menyatakan tidak setuju.
Padahal sejumlah negara Eropa, Rusia, dan China beberapa tahun lalu sudah terlanjur menyetujui program pengembangan nuklir di Iran untuk kepentingan industri.
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR