Pada Pemerintahan Orde Baru Perekonomian Indonesia Mengalami Kemajuan Yang Cukup Pesat, Apa Saja Faktornya?

Moh. Habib Asyhad
Moh. Habib Asyhad

Editor

Pada pemerintahan Orde Baru perekonomian Indonesia mengalami kemajuan yang cukup pesat, apa saja hal-hal yang mendukung kemajuan tersebut?
Pada pemerintahan Orde Baru perekonomian Indonesia mengalami kemajuan yang cukup pesat, apa saja hal-hal yang mendukung kemajuan tersebut?

Intisari-Online.com - Pada pemerintahan Orde Baru perekonomian Indonesia mengalami kemajuan yang cukup pesat, apa saja hal-hal yang mendukung kemajuan tersebut?

Sebelum menjawab itu, pertama-tama kita harus tahu kondisi perekonomian di zaman Soeharto berkuasa itu.

Mengutip Kompas.com,Orde Baru berlangsung dari 1966-1998 di bawah kekuasaan Presiden Soeharto.

Di masa ini, Indonesia mengalami pembangunan yang begitu pesat.

Meskipun begitu,ada sejumlah masalah perekonomian yang dihadapi bangsa.

Mulai dari inflasi, utang luar negeri, hingga ketimpangan sosial yang begitu menganga.

Pemerintahan ini pun akhirnya runtuh karena persoalan-persoalan tersebut.

Pada puncak krisis moneter pada 1998, Orde Baru yang sudah berjalan selama 32 tahun, akhirnya runtuh oleh kekuatan rakyat yang begitu besar.

Kebijakan ekonomi Orde Baru diarahkan pada pembangunan di segala bidang.

Tapi pada pelaksanaannya tidak sesuai aturan sehingga berdampak pada kesenjangan ekonomi yang besar di masyarakat.

Hal ini disebabkan oleh kebijakan ekonomi serta pembangunan yang dilakukan pemerintah sudah baik, tetapi tidak bersifat merata.

Sehingga muncul kesenjangan antara golongan kaya dan golongan miskin.

Di awal pemerintahan Soeharto menjabat, dia dihadapkan oleh masalah yang cukup sulit di bidang ekonomi, yaitu:

- Hiperinflasi hingga 650 persen

- Utang luar negeri

- Melonjaknya harga kebutuhan pokok

- Kerusakan sarana dan prasarana

- Rendahnya pendapatan per kapita penduduk Indonesia, hanya mencapai 70 dollar AS.

Untuk mengatasi permasalahan ekonomi di Indonesia pada masa Orde Baru, pemerintah pun mengeluarkan beberapa kebijakan atau program untuk menanggulanginya, yaitu:

Program Jangka Pendek

Program ini dibuat berdasarkan dari Tap. MPRS No. XXII/MPRS/1966 dengan dua cara:

- Stabilitas

1. Menyusun APBN Berimbang

2. Pinjaman Luar Negeri

- Rehabilitasi

Menjamin keamanan para investor asing

Program jangka pendek ini diambil dengan pertimbangan apabila inflasi dapat dikendalikan sehingga stabilitas ekonomi juga tercapai serta kegiatan ekonomi dapat pulih sehingga produksi meningkat.

Program Jangka Panjang

Pada 1 April 1969, pemerintah Orde Baru mengeluarkan landasan pembangunan yang disebut Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita).

Repelita sendiri dibagi menjadi lima periode, sebagai berikut:

Repelita I (1969)

Pada Repelita I pemerintah fokus melakukan rehabilitasi prasarana penting dan pengembangan iklim usaha serta investasi.

Pembangunan sektor pertanian menjadi prioritas guna memenuhi kebutuhan pangan sebelum membentuk sektor-sektor lain.

Repelita II (1979 – 1979) dan Repelita III (1979-1984)

Pada Repelita II dan III, pemerintah fokus pada pencapaian pertumbuhan ekonomi, stabilitas nasional, serta pemerataan pembangunan dengan melakukan penekanan pada sector pertanian dan industri.

Sehingga pada 1984, Indonesia berhasil mencapai status swasembada beras yang tadinya menjadi salah satu negara pengimpor beras terbesar dunia pada tahun 1970-an.

Repelita IV (1984-1989) dan Repelita V (1989 – 1994)

Selain berusaha untuk mempertahankan kemajuan sector pertanian, pada periode ini juga mulai berfous pada sektor industri khususnya industri barang ekspor, industri yang menyerap tenaga kerja, pengolahan hasil pertanian, dan menghasilkan mesin industri.

Program-program baru yang muncul pada Orde Baru dapat dikatakan memberikan hasil yang signifikan, akan tetapi masih ada sisi negatif yang juga muncul.

Salah satunya ketimpangan pertumbuhan antar ekonomi daerah dan antar golongan pekerjaan.

Krisis Moneter

Krisis Moneter menghantam Asia pada 1997, tak terkecuali Indonesia.

Pada bulan Juli 1997 otoritas moneter Indonesia memperluas perdagangan mata uang rupiah yang semula hanya 8 persen menjadi 12 persen.

Kemudian pada 14 Agustus 1997, rupiah diserang secara hebat, sehingga nilai rupiah pun semakin melemah.

Rupiah dan Bursa Efek Jakarta menyentuh titik terendah mereka pada bulan September 1997.

Utang perusahaan semakin meningkat, terjadi inflasi, dan peningkatan besar harga bahan pangan.

Melemahnya sektor keuangan di Indonesia ini semakin membuat kondisi perekonomian di Indonesia merosot, terlebih saat krisis sudah terjadi.

Demi mengatasi krisis ini, Indonesia pun mengajukan pinjaman langsung ke bank asing.

Namun, cara ini tidak menjamin Indonesia terlepas dari krisis moneter, justru krisis tetap meluas, karena faktor utama terjadinya krisis bukan dari sektor perbankan.

Terjadi demonstrasi besar-besaran yang memprotes pemerintah.

Bahkan kerusuhan dan penjarahan berlangsung di mana-mana. Situasi yang sangat panas ini akhirnya membuat Presiden Soeharto mundur pada 12 Mei 1998.

Secara garis besar, inilah yang membuat perekonomian Indonesia masa Orde Baru maju pesat:

1. Stabilitas Politik

Pemerintahan Orde Baru berhasil menciptakan stabilitas politik yang relatif baik, yang memberikan kepastian bagi investor untuk melakukan investasi jangka panjang di Indonesia.

2. Kebijakan Ekonomi

Pemerintah Orde Baru menerapkan kebijakan ekonomi yang mengutamakan pembangunan industri, pertanian, dan infrastruktur.

Hal ini memberikan dorongan besar bagi pertumbuhan ekonomi.

3. Pembangunan Infrastruktur

Pemerintah Orde Baru melakukan pembangunan infrastruktur yang besar, seperti jalan tol, pelabuhan, bandara, dan lain-lain, yang mendukung pertumbuhan ekonomi dan distribusi barang.

4. Pembangunan Industri

Pemerintah Orde Baru mendorong pembangunan industri dalam negeri, seperti industri tekstil, otomotif, dan elektronik, yang mengurangi ketergantungan pada impor dan menciptakan lapangan kerja baru.

5. Peningkatan Ekspor

Pemerintah Orde Baru berhasil meningkatkan ekspor komoditas utama Indonesia, seperti minyak, gas, kopi, dan rempah-rempah, yang memberikan devisa besar bagi negara.

6. Program Pembangunan Transmigrasi

Program transmigrasi yang dicanangkan oleh pemerintah Orde Baru membantu menggerakkan perekonomian daerah-daerah terpencil dengan membuka lahan pertanian baru.

7. Kemitraan dengan Negara Asing

Pemerintahan Orde Baru menjalin kemitraan ekonomi dengan beberapa negara asing, seperti Jepang dan Amerika Serikat, yang membantu mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Begitulah, padapemerintahan Orde Baru perekonomian Indonesia mengalami kemajuan yang cukup pesat, apa saja hal-hal yang mendukung kemajuan tersebut sudah dijawab di artikel di atas.

Dapatkan artikel terupdate dari Intisari-Online.com di Google News

Artikel Terkait