Penulis
Intisari-online.com -Banyak kepala daerah yang menjadi viral karena tingkah lakunya di media sosial.
Salah satunya adalah Bupati Banjarnegara, Budhi Sarwono.
Budhi Sarwono sempat viral dan membuat geger media sosial karena mengunggah slip gajinya di akun Instagram @kabupatenbanjarnegara Rabu (2/10/2019).
Unggahan itu menunjukkan besaran gaji bersih yang diterima Budhi Sarwono sesuai dengan draf yaitu Rp 6.114.100.
Kemudian dipotong untuk biaya zakat senilai Rp 152.900, sehingga Budhi menerima Rp 5.961.200.
Budhi menganggap gaji yang ia terima sebagai kepala daerah terlalu kecil.
"Kalau saya harus keliling 20 kecamatan gimana. Kalau Pak Ganjar (Gubernur Jawa Tengah) kasihan, ada 35 kabupaten/kota," kata Budhi, Kamis (3/10/2019) dikutip dari Kompas.com.
"Kalau seperti itu ngajari bupati cluthak (suka mencuri), kalau cluthak sudah disiapkan jepretan (senjata) yaitu KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi), habis bupati se-Indonesia,"kata dia.
Dari unggahan itu ia berharap agar pemerintah lebih memperhatikan gaji kepala daerah.
Namun Budhi menggunakan diplomasi dengan mengatakan tak mempermasalahkan jika pemerintah tak ada anggaran untuk meningkatkan gaji para kepala daerah.
"Kalau memang negara ada (anggaran), memperhatikan bupati dan bupati alhamdulillah. Kalau enggak ada juga enggak apa-apa kok," tuturnya.
Kini, nama Budhi Sarwono kembali ramai dengan ditetapkannya dia sebagai tersangka dalam kasus dugaan korupsi oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Ia terlibat korupsi terkait pengadaan barang dan jasa di Pemerintah Kabupaten Banjarnegara tahun 2017-2018, Jumat (3/9/2021).
KPK juga menetapkan pihak swasta sebagai tersangka yaitu Kedy Afandi.
Budhi Sarwono atau Wing Chin sudah tercatat 6 kali melaporkan harta kekayaannya sejak 2016.
Tahun 2016, harta kekayaan yang dilaporkan sebanyak Rp 16.143.742.035 (Rp 16 M).
Tahun 2017, kekayaannya sebesar Rp 14.610.900.813 (Rp 14 M), kemudian tahun 2018 Rp 19.143.742.035 (Rp 19 M) dan selanjutnya tahun 2019 total kekayaan mencapai Rp 19.756.271.453 (Rp 19 M).
Selanjutnya kekayaan Budi Sarwono tahun 2020 naik menjadi Rp 23.812.717.301, naik sekitar Rp 7 miliar tahun 2016.
Sedangkan laporan LHKPN Budhi Sarwono per 2020 didapatkan bahwa Budhi Sarwono memiliki 2 bidang tanah dan bangunan dengan nilai Rp 1.292.495.014.
Aset terbanyak yang dimiliki Budhi Sarwono adalah kas dan setara kas, mencapai Rp 11.639.414.368.
Aset berupa surat berharga sebanyak Rp 10.826.607.919 juga menjadi sumber harta kekayaan Budhi Sarwono.
Budhi yang dulunya pengusaha sukses terpilih menjadi bupati Banjarnegara periode 2017-2022 setelah mengalahkan dua pesaingnya, Wahyu Kristianto-Saeful Muzad dan Hadi Supeno-Nur Heni Widiyanti.
Budhi berpasangan dengan Syamsuddin, meraih suara sebanyak 285.117.
Budhi dan media sosial
Budhi Sarwono juga sempat hebohkan netizen dengan tiduran di sebuah jalan aspal.
Ia mengenakan pakaian dinas lengkap bersama dua orang lainnya.
Foto itu diunggah tahun 2019 tepatnya (24/10/2019) oleh akun Instagram @kabupatenbanjarnegara.
Saat dikonfirmasi 4 hari kemudian, Budhi Sarwono mengaku tidak mempersoalkan tanggapan masyarakat.
"Itu spontan sebagai ekspresi kegembiraan saya melihat jalan yang mulus," katanya.
Foto tersebut merupakan bentuk ekspresi kegembiraan bupati karena jalan di wilayahnya kini telah mulus.
Foto tersebut diambil di ruas jalan Kutawuluh – Gumiwang, Senin (21/10/2019).
Diketahui, foto tersebut diambil saat ia melakukan pengecekan jalan di Desa Petir, Kecamatan Purwanegara, khususnya Dusun Kayubima, Krinjing, dan Sranti, bersama Kepala Dinas PUPR Banjarnegara serta staf humas, Satpol PP dan Kodim.
"Saat pulang dari Desa Petir itu, saya coba lewat ruas jalan Kutawuluh-Gumiwang yang benar-benar bagus, lebar, halus, mulus. Spontan saya buka pintu mobil dan turun ke tengah jalan," sambungnya.
Tidak hanya berhenti di situ, Bupati Budhi Sarwono juga pernah menyebut MenterI Luhut Binsar Panjaitan sebagai Luhut Penjahit.
Ia pun sudah meminta maaf atas ucapannya.
Ia mengatakannya dalam sesi wawancara door stop pada sebuah acara yang viral di media sosial.
Baca Juga: PPKM Kembali Diperpanjang, Luhut Kembali Gunakan Angka Kematian untuk Indikator Penilaian PPKM
Video tersebut berdurasi 1 menit 26 detik, saat itu ia tengah menjelaskan perkembangan kasus Covid-19 di Banjarnegara.
"Alhamdulillah Banjarnegara (awalnya) BOR-nya 99 persen, terus turunlah PPKM darurat. Saya baca aturannya sesuai perintah Pak Presiden yang langsung ditindaklanjuti Menteri Dalam Negeri dan dilaksanakan pada waktu rapat bersama menteri siapa itu, penjahit atau apa lah, (yang) orang Batak itu," katanya.
Kemudian orang yang berada di sekelingnya terdengar mencoba meluruskan dengan mengatakan, Luhut Binsar Panjaitan.
"Ya Pak Penjahit kan," katanya.
"Pada waktu PPKM darurat Banjarnegara zona merah. Tapi setelah ada instruksi Mendagri dan dijabarkan Pak Menteri Penjahit itu, Luhut Penjahit itu saya laksanakan instruksinya," ujar Budhi.
Setelah video tersebut itu ramai, Bupati Budhi mengunggah permintaan maaf lewat sebuah video.
Video yang diunggah oleh akun Instagram Pemkab Banjarnegara tersebut menunjukkan Bupati Budhi meminta maaf atas penyebutan Menteri Luhut sebagai 'Menteri Penjahit'.