Penulis
Intisari-Online.com - Rupanya, Sengsu adalah makanan yang dianggap sangat berbahaya oleh ahli gizi.
Belakangan, makanan yang satu ini menjadi perbincangan karena viral usai diminta pasien Covid-19 kepada Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.
Melalui akun media sosial Instargamnya, Ganjar Pranowo membagikan kejadian unik ketika ia mengunjungi tempat isolasi Covid-19 di Klaten, Jateng.
Saat berbincang dengan para pasien isolasi, tiba-tiba ada seorang warga mengucapkan ingin meminta makanan tersebut untuk dimakan di tempat isolasi.
Baca Juga: Tongseng Anjing Begitu Laris di Yogyakarta, Ternyata Ini Penyebabnya
Ganjar Pranowo bertanya pada para pasien Covid-19, makanan apa yang paling disukai selama berada di tempat isolasi.
Ketika pasien lainnya menjawab makanan 'biasa' seperti Soto, seorang pasien justru menyerukan makanan ekstrem yang satu ini.
Celetukan yang dilontarkan pasien tersebut sontak membuat para pasien tertawa bersama-sama.
Sementara Ganjar yang sempat terdiam akhirnya menanggapi pasien tersebut dengan candaan.
Sengsu merupakan nama makanan ini yang umumnya dikenal oleh masyarakat Jawa.
Dalam bahasa Indonesia, Sengsu artinya Tongsen Asu/Anjing.
Di wilayah Surakarta dan Yogyakarta, daging anjing dikenal bisa menyembuhkan penyakit.
Sengsu adalah salah satu masakan daging anjing paling populer yang disebut oleh sejumlah warung sebagai tongseng jamu.
Benarkah daging anjing bisa menjadi obat dan menyembuhkan penyakit?
Hingga saat ini, belum ada penelitian ilmiah yang membuktikan bahwa daging memang berkhasiat.
Namun, melansir Kompas.com (7/2/2018), drh. Sunarto, M.Si, dosen Fakultas Peternakan Universitas Sebelas Maret Surakarta, justru mengungkapkan bahaya konsumsi daging anjing.
Berbeda dengan kambing, sapi, dan babi, anjing yang dikonsumsi masyarakat tidak bersumber dari peternakan.
Drh. Sunarto mengatakan, makhluk hidup yang diternakkan harus memenuhi beberapa syarat.
"Harus melalui beberapa prosedur untuk menjamin kesehatan hewan misalnya harus mendapat vaksin secara teratur, pengawasan yang ketat," katanya.
Menurutnya, hingga saat ini yang menjadi kekhawatiran adalah penyakit rabies pada anjing.
Karena tak bersumber dari peternakan, maka daging anjing punya potensi besar menularkan rabies maupun penyakit lainnya.
Rabies sendiri merupakan infeksi virus pada otak dan sistem saraf yang umumnya ditularkan dari anjing melalui gigitan, cakaran, atau air liur.
Hal serupa disampaikan dr. Tirta Prawita Sari, Msc, SpGK, ahli gizi di RS. Pondok Indah, Jakarta, mengatakan rawan bagi kesehatan apabila makan daging dari hewan yang pengawasan kesehatannya kurang.
"Secara umum tentang kandungan gizi pada semua daging adalah sama, yaitu protein.
"Namun selain itu perlu juga memperhatikan kesehatan hewan, karena di dalam kandungan daging hewan yang tidak sehat akan banyak terdapat parasit, bakteri bahkan virus," katanya kepada Kompas.com, Selasa (6/2/2018).
Sementara itu, Anisa Ratna Kurnia, aktivis dari Garda Satwa Indonesia, mengatakan, bahwa tidak ada anjing yang layak dikonsumsi.
"Kalau mereka dianggap layak, sudah pasti ada pengawasan dari dinas peternakan.
"Seharusnya pemerintah menanggapi serius masalah peredaran daging anjing ini, karena menyangkut kesehatan masyarakat," ungkapnya.
Ternyata, makanan yang juga disebut sebagai 'mendo prucul' yang artinya 'kambing yang bisa cepat berlari' ini dianggap berbahaya oleh ahli.
(*)