Intisari-online.com -Malaysia menunjuk Perdana Menteri baru lagi, penunjukan ketiga dalam tiga tahun terakhir.
Ialah Ismail Sabri Yaakob yang sudah sah menjadi PM Malaysia sejak Jumat (20/8/2021).
Pengangkatannya diumumkan Istana Negara Malaysia, dan Sabri didukung oleh mayoritas anggota parlemen.
Ia juga sudah dipilih sendiri oleh Raja Malaysia, Yang di-Pertuan Agong Sultan Abdullah.
Sabri menggantikan Muhyiddin Yassin yang mundur sejak Senin 16/8/2021 lalu.
Sabtu besok Sabri akan dilantik, seperti disampaikan Istana Negara Malaysia.
Mengutip Kompas.com, Sabri sebelumnya adalah Wakil Perdana Menteri Muhyiddin Yassin pada 7 Juli 2021 sampai 16 Agustus 2021.
Menariknya, ia dibawa oleh partai penuh sengketa di Malaysia: Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO).
UMNO adalah partai terbesar Malaysia.
Partai ini sudah menguasai Malaysia sejak kemerdekaan dari Inggris didapatkan tahun 1957 sampai terakhir 2018 lalu.
UMNO meredup karena menjadi dedengkot atas kasus korupsi besar di Malaysia, skandal multimiliaran Dolar 1MDB.
Sabri adalah wakil presiden UMNO, dan ia mendapat dukungan luar biasa.
Sekretaris jenderal UMNO Ahmad Maslan mencuit bahwa semua pembuat kebijakan dri UMNO dan partai lainnya di koalisi yang berkuasa sebelumnya yang mendukung Sabri telah dipanggil untuk bertemu Sultan Abdullah Sultan Ahmad Shah di Kuala Lumpur.
Sebelum Sabri dipilih, peneliti di Singapore Institute of International Affairs Ei Sun Oh mengatakan, "dengan Ismail Sabri kemungkinan jadi perdana menteri baru Malaysia di bawah koalisi yang sama, banyak warga Malaysia yang melihatnya tidak lebih dari permainan kursi musikal" dengan baton dilewatkan dari partai Bersatu Muhyiddin ke UMNO seperti dikutip dari Guardian.
Muhyiddin mengundurkan diri kurang dari 18 bulan di kantor perdana menteri di tengah tekanan dan amukan warga mengenai penanganan buruk pemerintahannya melawan pandemi Covid-19.
Malaysia merupakan salah satu negara dengan tingkat infeksi tertinggi dan kematian per kapita, walaupun status darurat 7 bulan dan lockdown sejak Juni.
Peran Raja kebanyakan hanya seremonial saja di Malaysia, tapi ia bisa menunjuk orang yang ia yakini memiliki dukungan mayoritas di parlemen sebagai perdana menteri.
Rekam jejak Sabri sendiri cukup kontroversial.
Tahun 2015 Sabri mencetak kontroversi sebagai menteri perdagangan.
Saat itu ia mendesak konsumen Malaysia memboikot bisnis China.
Ia juga blunder karena mendukung industri vaping yang didominasi warga Malaysia walaupun ada peringatan kesehatan dari menteri kesehatan.
Dalam poling tahun 2018, Sabri melambaikan kartu rasis.
Saat itu ia memperingatkan setiap suara untuk oposisi dapat menyebabkan hilangnya hak spesial yang diberikan ke warga Malaysia di bawah afirmasi program aksi yang sudah berlangsung berpuluh-puluh tahun lamanya.
Ismail menjabat menteri pertahanan ketika Muhyiddin menjabat Maret 2020 dan menjadi wajah harian pemerintah lewat briefing harian terkait isu keamanan melawan pandemi Covid-19.
Ia dipromosikan sebagai deputi perdana menteri Juli lalu ketika Muhyiddin mencari cara mendapat dukungan dari UMNO.
UMNO mengkhianati Muhyiddin karena berang bermain jadi pemain nomor dua di partai Muhyiddin.
Padahal partai Muhyiddin terbilang kecil dibandingkan UMNO.
Sejak Muhyiddin mengundurkan diri, partainya menyuarakan dukungan bagi Ismail.
Sebelumnya musuh Sabri adalah Anwar Ibrahim.
Anwar Ibrahim seharusnya menjadi perdana menteri setelah Mahathir Muhammad sebelum persekutuan reformasi mereka jatuh Februari 2020 lalu ketika partai Muhyiddin keluar dari koalisi.
Partai Muhyiddin kemudian membentuk pemerintahan dengan partai UMNO yang korupsi dan beberapa partai lain.