Meski TNI-Polri Berhasil Berantas KKB Papua, Kondisi Kabupaten Ini Masih Mencekam, Bupatinya Tak Enak Hati Mengeluh Melihat Situasi Covid-19 di Indonesia

Maymunah Nasution

Penulis

KKB Papua

Intisari-online.com -Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua sempat menguasai beberapa wilayah di Papua, antara lain Nduga, Puncak, dan masih banyak lagi.

Kini mereka sudah berhasil dihalau dengan baik.

Namun kondisi masih kurang kondusif.

Kabupaten Puncak berlokasi di kawasan Pegunungan Tengah Provinsi Papua.

Baca Juga: Anak Buahnya Terkenal Ekstrim hingga Tembak 5 Anggota TNI, Nyatanya Egianus Kogoya Takut Jika Berperang dengan TNI,KKB Papua Dijamin Langsung Kocar-kacir

Kabupaten ini merupakan hasil pemekaran Kabupaten Puncak Jaya, dengan jumlah penduduk 175.901 jiwa.

Kabupaten berada di ketinggian 1.500-4.000 meter di atas permukaan laut.

Akses masuk kabupaten ini hanya bisa lewat jalur udara dari Kota Timika, atau Nabire, selama 25 menit menggunakan pesawat jenis caravan.

Kabupaten itu terdiri dari 25 distrik dan 206 kampung, dengan luas wilayah 8.055 kilometer persegi.

Baca Juga: Keberadaannya Sulit Dipastikan, Inilah Egianus Kogoya, Sosok di Balik Berbagai Serangan KKB Papua di Nduga, Terakhir Kelompoknya Tembak 2 Prajurit TNI

Kabupaten Puncak menjadi daerah dengan ekonomi termahal di Indonesia, sampai akhirnya Bupatinya, Willem Wandik, berhasil membuat masyarakat bisa merasakan BBM.

Namun, pembangunan tersebut hancur lebur akibat KKB Papua.

Sudah sejak tahun 2019, situasi Kabupaten Puncak tidak kondusif.

Willem Wandik mengakui itu.

Baca Juga: Baru Sebentar Damai, KKB Papua Pimpinan Egianus Kogoya Guncang Tanah Nduga Lagi, Begini Nasibnya Para Prajurit TNI

“Puncak belum kondusif,” ucapnya dalam rilis yang diterima, Jumat (16/7/2021) sore dikutip dari Tribun Papua.

Ia meneruskan banyak masyarakat mengungsi karena trauma atau dihantui rasa takut yang mendalam.

“Situasi belum kondusif, masyakat bagaimana mau aktivitas seperti sedia kala kalau tidak aman,” bebernya.

Ia pun menjelaskan hingga saat ini, layanan pemerintahan baik pendidikan, kesehatan lumpuh total, termasuk perekonomian.

Baca Juga: Kemarin Sempat Reda, KKB Papua Kembali Adakan Baku Tembak dengan TNI-Polri, Inilah Tendius Gwijangge Pimpinan KKB Papua yang Baru Terendus Namanya

“Bangunan sekolah dibakar, puskesmas dirusak, bagaimana mau jalan, semua tenaga pengajar dan kesehatan takut,” jelasnya.

Ia berharap semua pihak untuk saling menghargai satu sama lainnya, demi kemajuan yang diimpikan selama ini.

“Kalau tidak ada kontak dan semua saling mengharga untuk pembangunan dari segara sisi, maka kita bisa bersaing dengan daerah lainnya yang ada di Indonesia,” jelasnya.

Ia bingung mau mengadu kepada siapa.

Baca Juga: Brimob Korban Penembakan KKB Papua di Yahukimo Dievakuasi, Satgas Nemangkawi Sudah 6 Bulan Lamanya Tumpas KKB

“Saya mau mengeluh ke mana lagi. Negara saat ini sedang berpikir dalam penanganan wabah Covid-19,” bebernya.

Ia juga merasa kecewa.

Pasalnya pembangunan yang ia laksanakan selama menjabat 8 tahun sebagai Bupati sirna begitu saja.

Hilang sudah waktu, biaya dan pikiran.

Baca Juga: Insiden Mapenduma, Pendongkrak Kesohoran Prabowo Subianto Sewaktu Jadi Danjen Kopassus, Bebaskan Para Sandera yang Ditahan Oleh Kelly Kwalik Pemimpin KKB Papua Berbahaya Pada Masanya

“Siituasi keamanan seperti ini menyebabkan semua harus dimulai dari NOL lagi,” jelasnya.

Ia mencontohkan kerugian karena pembakaran eksavator oleh KKB Papua.

“Eksavator yang dibakar KKB harganya Rp.1,8 M, itu di Jayapura, sementara sampai di Ilaga Puncak, Rp.6 M,” cetusanya.

Kader PDIP Pejuangan Provinsi Papua ini pun meminta dukungan dan doa semua pihak agar masalah yang dihadapi Pemerinta Puncak cepat berlalu.

Baca Juga: Dulu Sering Berbuat Onar, Komplotan KKB Ini Kini Mati Kutu Baru Mau Masuk Ke Mimika Sudah Diadang TNI-Polri, Kini Begini Nasibnya Setelah Kocar-Kacir

"Kita bisa keluar dari ketertinggalan, keterisolasian, kemahalan, jika kondisi di Puncak aman dan kondusif, Ini yang saya minta untuk semua yang berkepentingan di Puncak, "tuturnya.

Artikel Terkait