Advertorial

Mencekam Ketakutan, Inilah Kisah Kampung di Papua yang Ditinggalkan Penduduknya Karena Takut Diteror KKB Papua

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Editor

Pemerintah telah melakukan upaya untuk membujuk warganya agar kembali ke kampung Mappeduma, namun tak membuahkan hasil.
Pemerintah telah melakukan upaya untuk membujuk warganya agar kembali ke kampung Mappeduma, namun tak membuahkan hasil.

Intisari-online.com - Hingga kini beberapa wilayah di Papua dikenal rawan akan kekerasan dan teror oleh kelompok KKB Papua.

Bahkan saking rawan dan berbahayanya ada sebuah kampung yang sampai ditinggalkan penduduknya demi cari aman.

Melansir Tribun Jogja, kampung tersebut terletak di Mappeduma, Distrik Mapeduma, Kabupaten Nduga, Papua.

Kini telah menjadi kampung mati setelah ditinggalkan penduduknya mengungsi.

Baca Juga: Taringnya Sudah Mulai Tumpul, KKB di Wilayah Ini Banyak yang Menyerah, Bahkan Nama Pentolan KKB Ini Sampai Tak Terdengar Lagi Kabarnya

Penduduk kampung Mappeduma memilih pindah dan menetap di kawasan pegunungan karena selama ini takut diteror anggota KKB Papua pimpinan Egianus Kogoya.

Mereka memilih meninggalkan kampung halamannya sejak 2018 silam.

Bahkan semua kalangan memilih meninggalkan kampung tersebut, mulai dari warga lokal, pegawai pemerintahan, guru, dan tenaga medis semua meninggalkan kampung tersebut.

Semuanya khawatir dan ketakutan akan teror dari kelompok kriminal bersenjata (KKB) Papua.

Baca Juga: Situasi Mulai Diklaim Aman dari Teror KKB Papua, Apa Rahasia Strategi TNI-Polri Rengkuh OPM?

Rumah-rumah, gedung pukesmas, dan sekolahan pun kosong karena tak ada penghuninya.

Pemerintah telah melakukan upaya untuk membujuk warganya agar kembali ke kampung Mappeduma, namun tak membuahkan hasil.

Kampung itupun kini menjadi kampung mati karena tak ada penduduknya sama sekali.

Suasana kampung itu sempat diabadikan salah satu anggota Satgas Pamrahwan Yonif RK 751/VJS, Praka Al-Furqan.

Dalam video berdurasi 32 detin, kampung yang menjadi markas KKB Egianus Kogoya itu sangat sepi.

Tak ada aktivitas masyarakat, karena memang kampung itu telah ditinggalkan.

Baca Juga: Nyaris Jadi Incaran KKB Papua, Inilah Pengakuan Menengangkan Pegawai Jembatan Yahukimo Lolos Dari Maut, 'Ada Segerombolan Orang Bersenjata dengan Wajah Dicoreng'

Komandan Pos Satgas Pamrahwan Yonif RK 751/VJS, Latda Rasyid membenarkan kondisi itu saat dikonfirmasi.

"Iya mas, sudah tidak ada warga sama sekali, kampung ini sepi," ujarnya dikutip dari Tribun Papua.

Menurut informasi, warga meninggalkan rumahnya lantasan sering menjadi korban keganasan KKB Papua.

Masyarakat kini memilih bermukim di atas perbukitan.

"Mereka tinggal di gunung-gunung untuk berkebun, merek sudah takut kembali ke rumah," katanya.

Selain itu, semua layanana masyarakat, seperti sekolah dan pukesmas tidak beroperasi.

Baca Juga: Bukan Ulah KKB Papua, Kantor Bupati Yalimo Jadi Target Amukan Massa Papua Sampai Brimob Diturunkan, Rupanya Bela Mati-matian Tokoh Mantan Residivis Ini

Pihaknya telah melakukan pendekatan pada masyarakat untuk membujuknya kembali ke kampung mereka.

"Kami akan bujuk masyarakat kembali dengan memberikan jaminan keamanan dari KKB," katanya.

Mappeduma sendiri merupakan kampung/desa di Kabupaten Nduga, 160 kilometer dari Wamena, Ibu Kota Jayawijaya, pusat pegunungan Tengah Papua.

Kawasan ini memang asing bagi masyarakat Indonesia, sejak insiden kekerasan oleh TPNB/OPM, yang menewaskan 16 pekerja PT Istaka Karya, pada 2 Desember 2018 silam.

Mappeduma juga merupakan wilayah markas kelompok kriminal bersenjata (KKB) Papua pimpinan Egianus Kogoya.

Artikel Terkait