Penulis
Intisari-Online.com – Siapa pun tentunya ingin memiliki bentuk tubuh yang ideal, tidak hanya wanita bahkan pria.
Lalu, ketika berat badannya mulai berlebih saat itulah berbagai cara dilakukan untuk mencapai berat badan ideal.
Namun, ini tentunya memiliki tantangan sekaligus kesan tersendiri saat mulai melakukan program penurunan berat badan.
Begitu pula kisah yang dialami seorang pemuda dari Ontario, Kanada, yang bernama Austen Garrido.
Baca Juga: 5 Jus Sayuran dan Buah Ini Bisa Bantu Turunkan Berat Badan, Mau Coba?
Pria 22 tahun itu sebenarnya telah terbiasa hidup bugar sejak ia berusia 14 tahun. Ia rutin berolahraga berkat dorongan sang ayah.
Jadi, hal yang masuk akal jika saudara perempuannya memberikan sabuk olahraga sebagai hadiah Natal di tahun 2018.
Yang mengejutkan adalah ia justru tidak bisa memakai sabuk itu karena ukuran pinggangnya yang melebar.
Ya, Garrido bertambah gemuk dengan cepat karena stres akan tugas-tugas sekolah dan hobi makan dan minum.
Bahkan, berat badan tersebut tetap melonjak meski ia berolahraga di gym empat kali seminggu.
Menjelang liburan, ia berhenti berolahraga dan merasakan lemak-lemak mulai menumpuk di tubuhnya.
"Saya merasa seperti bola berkaki," ucapnya. Garrido menjadi mudah lelah dan gelisah karena kondisi tubuhnya.
Baca Juga: Ini 7 Alasan Konsumsi Mentimun Setiap Hari, Baik untuk Kesehatan Otak dan Turunkan Berat Badan
Antara bulan September hingga Desember, berat badannya naik dari 68 kilogram ke 87 kilogram.
Maka di hari Natal itu, ia berjanji kepada saudara perempuannya untuk serius menurunkan berat badannya agar sabuk olahraga itu bisa ia gunakan.
"Saya mengatakan kepadanya, saya akan membuat sabuk itu pas untuk saya," ucapnya.
Pada bulan Januari, ia mulai rutin melakukan olahraga kardio untuk memulihkan stamina sebelum menurunkan berat badannya.
Alhasil, pada tiga bulan pertama menjalani olahraga kardio dia berhasil menurunkan 1,3 kilogram berat badannya.
Ia melakukan olahraga kardio pada pukul 4 pagi dan menghitung jumlah kalori yang dikonsumsinya untuk melakukan defisit kalori harian.
Setiap enam hari seminggu dia menghabiskan 30 hingga 4 menit menaiki tangga atau treadmill.
Ia juga melakukan angkat berat selama lima hingga tujuh kali.
Berdasarkan hasil peghitungannya, ia membutuhkan asupan kalori sebesar 1750 kalori sehari.
Pada awalnya, ia menurunkan asupan kalori hariannya di bawah 100.
Untuk menghindari masa plateau, ia menurunkan asupan kalorinya hingga 50 kalori setiap dua hingga tiga minggu.
Baca Juga: Termasuk Lemon dan Teh Hijau, Ini Kombinasi Jahe dan Bahan Lain untuk Turunkan Berat Badan
Garrido juga melakukan cheating days setiap empat atau lima hari sekali.
"Pada minggu-minggu saya bertahan dengan cara yang saya lakukan, berat badan saya tidak turun seperti yang saya inginkan," ucapnya.
Oleh karena itu, ia melakukan cheating days dengan mengonsumsi makanan seperti kue, es krim dan pizza.
“Itu mendorong tubuhnya agar menghancurkan makanan tambahan lebih cepat," ucapnya.
Dalam enam bulan, ia berhasil menurunkan berat badan sekitar 20 kilogram.
Semua pakaiannya yang kekecilan mulai ia bisa gunakan kembali. Kepercayaan dirinya mulai tumbuh.
Keluarga, yang awalnya khawatir tentang perubahan gaya hidupnya yang drastis, kagum dengan kemajuan yang dialaminya.
Sekarang setelah dia berhasil mengurangi berat badannya, dia berencana untuk fokus pada peningkatan kekuatan dan ototnya. (Ariska Puspita Anggraini)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kisah Pemuda Ontario Berhasil Turunkan Berat Badan hingga 20 Kilogram"
Baca Juga: Benarkah Beralih ke Gula Kelapa dapat Turunkan Berat Badan? Ini Jawabannya!