Advertorial
Intisari-online.com - Baru-baru ini perempuan bernama Aulia Kesuma (35), dari Jakarta disebut sebagai otak pembunuhan suami dan anak tirinya.
Lebih mengerikannya lagi dia menyewa empat pembunuh bayaran (eksekutor) untuk menghabisi nyawa anak tiri dan suaminya.
Menurut keterangan yang dihimpun dari Tribunnews, pelaku menjanjikan uang Rp500 juta kepada para eksekutor.
Nah, sebagai tanda jadi AK, baru membayar sekitar Rp130 juta dan sisinya akan dilunasi jika keempat eksekutor berhasil membunuh dua korban.
Kasus ini seolah menjadi penanda bahwa pembunuh bayaran tidak hanya berada di perfilman tapi memang secara terselubung ada.
Meski secara tak kasat mata kita tidak mengetahuinya.
Menurut mantan pembunuh bayaran, dari timur Uttar Pradesh, dalam sebuah studi pada tahun 2000 untuk memerangi kejahatan terorganisir tersebut.
Dibeberkan, ternyata beginilah alur transaksi para pembunuh bayaran dengan kliennya.
Menurut keterangan, Gangster mengirim perantara ke sumber/orang-orang yang berpengalaman dalam membunuh.
Biasanya mereka membunuh dengan senjata atau apapun yang bisa digunakan untuk membunuh.
Kemudian, tengkulak akan mengatur senjata yang akan digunakan untuk membunuh.
Sebagian besar para pembunuh bayaran kelas kakap menggunakan pistol ilegal.
Kemudian, mereka menyiapkan beberapa alat yang seuai untuk kebutuhan pembunuhan.
Sebuah studi tahun 2000 dalam judul "Memerangi Kejahatan Terorganisir di Mumbai" dari Institute Ilmu Sosial di Mumbai, mengatakan sekitar 60 persen pembunuh tembak berusia di bawah 35.
Yang terpenting dalam kasus pembunuhan bayaran, adalah seni dalam menghilangkan jejak pembunuhan, dan menghilangkan jasad korban.
Setelah pekerjaan selesai, pembunuh bayaran akan bertemu dengan tengkulak, dan mengantongi uang untuk kembali bersembunyi.
Kemudian, harga yang diminta untuk sebuah pembunuhan dengan pembunuh bayaran sering dinegosiasikan ulang, terutama jika informasi baru muncul.
Tentang siapa korban, karena bisa saja harga naik jika yang dibunuh adalah orang penting, atau orang yang memiliki pengaruh besar.
Terpeting, biasanya pembunuh bayaran tidak perlu hadir selama proses negosiasi dan hanya melalui perantara mereka berkomunikasi.