Buah yang sudah kering menjadi keriput, bergaris-garis, berisi 4 - 7 butir biji kecil coklat kemerah-merahan.
Rasanya agak pedas seperti jahe, tetapi baunya tidak. Inilah yang dapat kita beli di toko M & M dan pasar swalayan terkemuka di dunia barat. Di Indonesia justru tidak!
Dalam perdagangan kemudian ditawarkan juga varietas kapulaga lain dari pegunungan tinggi Mysore (India) yang buah lonjongnya lebih membulat, dan lebih disukai karena lebih sedap.
Berbeda dengan kapulaga Malabar yang tandan bunganya merayap, tandan bunga kapulaga Mysore tumbuh tegak.
Dari Sri Lanka ditawarkan Elettaria cadamomum var. major sebagai Ceylon cardamom. Buahnya lebih lebar dan pipih daripada Malabar cardamom, E. cardamomum var. minor.
Dari Thailand, kemudian juga ditawarkan Siamese cardamom yang masih sejenis dengan kapol kita, Amomum cardamomum.
Dicrot-crotkan
Bermacam-macam kapulaga itu diimpor dari India dan Sri Lanka oleh Prancis dan Jerman.
Tetapi setelah disortir, buah itu ada yang dikupas. Bijinya yang telanjang bulat dikemas lagi yang lebih bagus, lalu diekspor kembali ke negara-negara Timur Tengah.
Di sana kapulaga dipakai sebagai campuran kopi aspal supaya lebih sedap.
(Baca juga: Ginseng, ‘Akar Orang’ yang Tidak Hanya Berkhasiat Meningkatkan Gairah Pria)
Negeri Eropa lainnya seperti Belanda dan Norwegia mengimpor kapulaga yang belum dikupas untuk dipakai sendiri.
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR