Setelah kami selesai makan, saya pergi lagi ke belakang pesawat, menuju kamar kecil. Seorang pria tua menghentikan saya, “Saya melihat apa yang Anda lakukan. Saya ingin menjadi bagian dari itu. Ini, ambillah ini.” Ia menyerahkan sebuah cek sebesar 500.
Segera setelah saya kembali ke tempat duduk, saya melihat Kapten turun ke lorong, melihat angka-angka di lorong saat ia berjalan. Saya berharap ia tidak mencari saya, tapi ternyata ia hanya melihat angka-angka pada sisi saya. Ketika ia sampai di bari saya ia berhenti, tersenyum, mengulurkan tangannya, dan berkata “Saya ingin berjabat tangan dengan Anda.”
Cepat saya membuka sabuk pengaman dan berdiri lalu menjabat tangan Kapten. Dengan suara menggelegar ia berkata, “Saya adalah seorang pilot Angkatan Udara yang telah lama kembali. Seseorang membelikan makan siang. Itu adalah tindakan kebaikan yang tidak akan pernah saya lupakan.” Saya sangat malu ketika tepuk tangan terdengar dari semua penumpang.
Kemudian saya berjalan ke depan pesawat sehingga saya bisa meluruskan kaki saya. Seorang pemuda berumur sekitar 18 tahun sekitar enam baris di depan saya mengulurkan tangannya, ingin berjabat tangan. Saya merasa ia mencatat sejumlah mata uang di telapak tangan saya.
Ketik kami mendarat, saya mengumpulkan barang-barang saya dan mulai pergi. Menunggu di dekat pintu pesawat itu seorang pria menghentikan saya, memasukkan sesuatu ke dalam saku baju saya, berbalik, dan berjalan pergi tanpa mengucapkan sepatah katapun.
Sejumlah mata uang lain!
Setelah memasuki terminal, saya melihat para tentara berkumpul untuk perjalanan mereka sampai ke daerah pelatihan mereka. Saya berjalan ke arah mereka dan menyerahkan semua cek yang diserahkan pada saya pada penerbangan dan berkata, “Ini akan membawa kalian beberapa waktu untuk mencapai daerah pelatihan kalian. Paling tidak bisa untuk membeli sandwich. Semoga Tuhan memberkati kalian.” Dan terima kasih untuk melakukan apa pun yang kalian lakukan.
Sepuluh pemuda kehormatan itu meninggalkan penerbangan dengan rsasa cinta dan hormat dari rekan senegara mereka. Saya saya berjalan ke parkiran, saya berbisik mendoakan agar mereka kembali dengan aman. Para tentara ini memberikan semuanya untuk negara. Sementara saya hanya bisa memberi mereka beberapa makanan.
Tampaknya begitu kecil.
Sebuah pelayanan kecil, tetapi berarti bagi negara. Itulah kehormatan, dan terlalu banyak orang di negeri ini yang tidak memahaminya.
Source | : | inspirasi hidup,melayani orang lain |
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR