Intisari-Online.com – Seorang bijak duduk sendirian, bermeditasi di sebuah perbukitan. Ke arahnya, seorang Raja lewat. Orang bijak itu tidak peduli, bahkan mengangkat kepalanya pun tidak atau hanya memberikan sedikit perhatian. Sang Raja yang bangga akan kekuasaannya, sangat marah dan berkatan, “Hai orang bijak! Jubah tambalan yang kau pakai itu tidak lebih baik daripada bintang!”
Perdana Menteri yang mengikuti Raja pun ikut memarahi orang bijak dan berkata, “Penguasa besar dari semua dunia lewat dan kau tidak berdiri serta menundukkan kepala? Mengapa kau begitu kasar?”
Akhirnya orang bijak itu menjawab, “Katakan pada Rajamu yang mengharapkan orang-orang untuk tunduk padanya itu berharap hadiah dari Rajamu. Katakan juga padanya, bahwa para penguasa yang ada untuk melindungi orang-orang. Mereka tidak diciptakan hanya untuk mematuhi penguasa. Penguasa, meskipun memiliki kekayaan dan kemuliaan yang lebih besar dari rakyatnya, adalah untuk melayani rakyat. Lihatlah di sekitarmu, hari ini engkau melihat seorang pria riang dan sukses, sementara di tempat lain seseorang sedang berjuang untuk bertahan hidup. Tunggulah satu atau dua hari, dan lihat bagaimana bumi memakan otak setelah bermasalah dengan begitu banyak pikiran bodoh. Dapatkah engkau membedakan mana orang kaya atau yang miskin itu?”
Sang Raja terkesan dengan kata-kata orang bijak itu. Ia berkata, “Berikan saya sebuah nasihat!”
Orang bijak itu berkata, “Saya akan meminta Anda untuk tidak pernah mengganggu saya lagi.”
Raja memohon, “Berikan aku satu kata nasihat saja!”
Akhirnya, orang bijak itu berkata, “Sekarang kekayaan ada di tangan Anda, sadarilah sebelum terlambat, bahwa kekayaan dan kekuasaan ini akan berpindah dari tangan yang satu ke tangan yang lain.”