Ali bin Abdullah bin Abbas membentuk jaringan organisasi dakwah rahasia, yang terdiri atas juru dakwah dan tokoh-tokoh penting dengan markas di Kufah dan Khurasan.
Setelah itu, gerakan dakwah dilakukan oleh putranya, Muhammad bin Ali.
Untuk memperluas gerakan dakwah pada saat berdirinya Dinasti Abbasiyah, Muhammad bin Ali menetapkan tiga kota sebagai pusat gerakan dakwah, yaitu Khurasan, Kufah, dan Humaimah.
Setelah Muhammad bin Ali meninggal, gerakan dakwahnya dilanjutkan anaknya yang bernama Ibrahim bin Muhammad bin Ali bin Abdullah bin Abbas atau dikenal sebagai Ibrahim al-Imam atau Abu Ishaq.
Tapi Ibrahim Al-Imam, yang melakukan gerakan secara terbuka, ditangkap oleh pasukan Umayyah dan dipenjara di Haran, sebelum akhirnya dieksekusi.
Sebelum itu, Ibrahim Al-Imam berwasiat kepada adiknya, Abu Abbas As-Saffah, untuk menggantikan kedudukannya dan memusatkan gerakannya di Kufah.
Tidak lama kemudian, Abu Abbas As-Saffah menggulingkan pemerintahan Bani Umayyah pada 750, yang menandai berdirinya Kekhalifahan Abbasiyah.
Kondisi dakwah pada masa Bani Abbasiyah
Periode Abbasiyah I
Gerakan dakwah di masa Daulah Abbasiyah dapat dibagi ke dalam empat periode.
Periode Abbasiyah I adalah masa gemilang bagi dakwah yang menempatkan Baghdad, Bashrah, dan Kufah sebagai pusat dakwah sekaligus kegiatan Islam.
Ciri khas dakwah periode ini adalah adanya kebebasan berpikir dan sikap demokratis, yang terlihat dari beragamnya aliran agama di kalangan pejabat istana.
Penulis | : | Moh. Habib Asyhad |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR