Gerakan Dakwah Dinasti Abbasiyah Dimulai Pada Masa Pemerintahan Siapa?

Moh. Habib Asyhad
Moh. Habib Asyhad

Penulis

Gerakan Dakwah Dinasti Abbasiyah Dimulai Pada Masa Pemerintahan Siapa?
Gerakan Dakwah Dinasti Abbasiyah Dimulai Pada Masa Pemerintahan Siapa?

Intisari-Online.com -Daulah Bani Abbasiyah lahir setelah kehancuran dan kejatuhan Dinasti Bani Umayyah.

Meski begitu, gerakan ini ternyata sudah muncul jauh sebelum masa-masa kehancuran itu.

Artikel ini akan membahas tentanggerakan dakwah Dinasti Abbasiyah dimulai pada masa pemerintahan siapa? Artikel ini akan menjawabnya.

Mengutip Kompas.com,Kekhalifahan Bani Abbasiyah berdiri setelah Bani Umayyah mengalami kehancuran pada tahun 750.

Dialah Abu Abbas As-Saffah yang dianggap sebagai patron sekaligus pendiri dinasti ini.

Kendati demikian, secara diam-diam gerakan dakwah Bani Abbasiyah telah dimulai ketika negara dalam keadaan tenteram dan stabil.

Kondisi ini memberikan kesempatan mereka untuk menyusun dan merencanakan kegiatan.

Gerakan tersebut dimulai ketika pemerintahan Dinasti Umayyah dipegang oleh Khalifah Umar bin Abdul Aziz (717-720).

Muncul di masa damai kekhalifahan Bani Umayyah

Secara rahasia, gerakan dakwah Dinasti Abbasiyah dimulai pada masa pemerintahan Umar bin Abdul Aziz (717-720), khalifah Bani Umayyah kedelapan.

Gerakan dakwah Dinasti Abbasiyah dapat berkembang pada masa Khalifah Umar bin Abdul Aziz karena kondisi negara cukup tenteram dan stabil.

Orang yang pertama kali memimpin gerakan dakwah Dinasti Abbasiyah pada masa pemerintahan Dinasti Umayyah adalah Ali bin Abdullah bin Abbas, cucu dari paman Rasulullah.

Ali bin Abdullah bin Abbas membentuk jaringan organisasi dakwah rahasia, yang terdiri atas juru dakwah dan tokoh-tokoh penting dengan markas di Kufah dan Khurasan.

Setelah itu, gerakan dakwah dilakukan oleh putranya, Muhammad bin Ali.

Untuk memperluas gerakan dakwah pada saat berdirinya Dinasti Abbasiyah, Muhammad bin Ali menetapkan tiga kota sebagai pusat gerakan dakwah, yaitu Khurasan, Kufah, dan Humaimah.

Setelah Muhammad bin Ali meninggal, gerakan dakwahnya dilanjutkan anaknya yang bernama Ibrahim bin Muhammad bin Ali bin Abdullah bin Abbas atau dikenal sebagai Ibrahim al-Imam atau Abu Ishaq.

Tapi Ibrahim Al-Imam, yang melakukan gerakan secara terbuka, ditangkap oleh pasukan Umayyah dan dipenjara di Haran, sebelum akhirnya dieksekusi.

Sebelum itu, Ibrahim Al-Imam berwasiat kepada adiknya, Abu Abbas As-Saffah, untuk menggantikan kedudukannya dan memusatkan gerakannya di Kufah.

Tidak lama kemudian, Abu Abbas As-Saffah menggulingkan pemerintahan Bani Umayyah pada 750, yang menandai berdirinya Kekhalifahan Abbasiyah.

Kondisi dakwah pada masa Bani Abbasiyah

Periode Abbasiyah I

Gerakan dakwah di masa Daulah Abbasiyah dapat dibagi ke dalam empat periode.

Periode Abbasiyah I adalah masa gemilang bagi dakwah yang menempatkan Baghdad, Bashrah, dan Kufah sebagai pusat dakwah sekaligus kegiatan Islam.

Ciri khas dakwah periode ini adalah adanya kebebasan berpikir dan sikap demokratis, yang terlihat dari beragamnya aliran agama di kalangan pejabat istana.

Ilmu-ilmu yang ada dikelompokkan menjadi tiga, yaitu ilmu Arab asli (bahasa, syair, retorika), ilmu Islam (tafsir, hadis, fikih, ilmu kalam, tasawuf), dan ilmu baru (filsafat, seni musik).

Ulama yang terkenal pada masa Abbasiyah I adalah Imam Abu Hanifah, Imam Malik bin Anas, Imam Asy-Syafi'i, Imam Ahmad bin Hanbal, Qadhi Abu Yusuf, dan Muhammad bin Hasan Syaibani.

Setelah ibu kota kekhalifahan dipindahkan ke Baghdad pada 762 oleh Khalifah Al-Mansur, kota ini segera menjadi pusat peradaban Islam dan kebangkitan ilmu pengetahuan.

Terlebih lagi, setelah berdirinya Baitul Hikmah, yang menjadi pusat pengkajian ilmu dan perpustakaan.

Ketika itu tidak banyak usaha untuk memperluas wilayah dakwah, hanya menitikberatkan pada pembinaan di wilayah yang telah ada.

Pemantapan sasaran dakwah terjadi di Afrika Utara, Andalusia (Spanyol), Konstantinopel (Istanbul, Turki), dan India.

Periode Abbasiyah II

Dakwah pada masa ini menampilkan corak baru karena masuknya pengaruh keturunan Turki dalam urusan kekhalifahan.

Periode Abbasiyah II juga ditandai dengan munculnya gerakan-gerakan baru, misalnya revolusi kelompok Syiah dan berkembangnya mazhab Ahlus Sunnah.

Beberapa tokoh Ahlus Sunnah adalah Abu Hasan Al-Asy'ari, Abu Manshur Al-Maturidi, dan Imam Al-Ghazali.

Tapi peperangan dengan Romawi Timur membuat upaya pengembangan dakwah tersendat.

Beberapa tempat yang menjadi pusat kegiatan dakwah pada periode ini di antaranya:

- Istana Bani Buwaihiyah

- Istana Daulah Samaniyah

- Istana Tabristan

- Istana Khawazim

- Istana Ghaznah

- Istana Mausil dan Halab

- Istana Mesir

- Istana Umaiyah

Periode Abbasiyah III

Periode Abbasiyah III adalah masa keemasan ilmu pengetahuan yang melahirkan berbagai kitab.

Di bidang dakwah Islam sendiri, muncul tokoh ilmu syariat, misalnya seperti Abu Bakar Al-Baqalani, Syahabuddin Sahrawardi, Imam Ghazali, Abu Hasan Al-Mawardi, Ibnu Abi Thalib Al-Qisi, dan Baihaqi.

Periode Abbasiyah IV

Pada periode ini, terjadi pergeseran politik dari Abbasiyah ke Ayyubiyah dan Fatimiyah, yang memberikan pengaruh besar bagi umat Islam.

Hasilnya, kota-kota yang dikuasai Bani Ayyubiyah dan Fatimiyah menjadi pusat kegiatan dakwah.

Periode Abbasiyah IV juga menandai berkembangnya madrasah sebagai tempat pembinaan kader-kader dakwah.

Dakwah pada masa Bani Abbasiyah

Pada masa Bani Abbasiyah, dakwah dapat dibedakan menjadi dua, sebagai berikut.

- Dakwah struktural

Dakwah struktural dilakukan oleh penguasa, dapat dilihat dari upaya khalifah memfasilitasi upaya penerjemahan, membina wilayah dakwah, dan mendorong pembaruan sistem pendidikan Islam.

- Dakwah kultural

Dakwah kultural dilakukan oleh masyarakat, misalnya dengan menggelar kajian ilamiah di sejumlah masjid dan madrasah.

Itulah artikel yangmembahas tentanggerakan dakwah Dinasti Abbasiyah dimulai pada masa pemerintahan siapa? Smeoga bermanfaat.

Artikel Terkait