Bank ini bertugas untuk memberikan pinjaman kepada masyarakat dengan jaminan emas, perak, perhiasan, dan barang-barang berharga lainnya.
Enam tahun kemudian, pada 1752, Bank van Courant disempurnakan menjadi De Bank van Courant en Bank van Leening.
De Bank van Courant en Bank van Leening bertugas memberi pinjaman kepada semua pegawai VOC supaya bisa menempatkan dan memutar uang melalui lembaga tersebut.
Ketika itu imbalan bunga juga sudah mulai diperlakukan.
Sayangnya, terjadi krisis keuangan sehingga Bank van Courant harus ditutup pada 1818--seiring dengan bangkrutnya VOC.
Sepuluh tahun setelah Bank van Courant ditutup, didirikanlah De Javasche Bank (DJB) sebagai penggantinya pada 1828.
Ketika itu DJB diberi hak octrooi atau hak istimewa oleh pemerintah Kerajaan Belanda untuk bergerak sebagai bank sirkulasi.
Sebagai bank sirkulasi, DJB bertugas untuk mencetak dan mengedarkan uang gulden di wilayah Hindia Belanda.
Setiap 10 tahun, hak octrooi DJB akan diperpanjang sehingga secara keseluruhan DJB sudah mendapat tujuh kali masa perpanjangan.
DJB pun menjadi bank sirkulasi pertama di Asia.
Penulis | : | Moh. Habib Asyhad |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR