Penguasa Portugis juga terlalu campur tangan dengan urusan kerajaan-kerajaan.
Kemudian pada tahun 1575, orang-orang Portugis diusir dari Ternate setelah terjadi pengepungan yang berlangsung lima tahun.
Portugis pun pindah ke Tidore dan membangun sebuah benteng baru pada tahun 1578.
Rakyat Ternate akhirnya bersatu dengan Tidore melawan Portugis pada tahun 1565. Setelah Sultan Hairun dibunuh, putranya, Sultan Baabullah melanjutkan perlawanan.
Pada tahun 1574, benteng Portugis direbut. Portugis bertahan di Indonesia timur hingga tahun 1605.
Portugis diusir dari Maluku setelah kongsi dagang Belanda, VOC, tiba di Maluku. Portugis terdesak mundur ke Timor Leste.
Reaksi kerajaan nusantara terhadap Belanda
Pada akhir abad ke-16, Belanda datang ke Indonesia untuk tujuan perdagangan.
Reaksi orang pribumi saat itu bermacam-macam. Ada yang menentang, namun ada yang bersikap ramah bahkan bekerja sama.
Dikutip dari A History of Modern Indonesia since c. 1200 (2008) karya MC Ricklefs, Nusantara pertama kali dikunjungi oleh Belanda pada tahun 1596 di bawah pimpinan Cornelis de Houtman.
Di Banten, tempat Belanda pertama kali mendarat di Nusantara, Belanda awalnya disambut baik.
Baca Juga: Perbedaan Dua Dinasti Wangsa Sanjaya dan Wangsa Syailendra pada Kerajaan Mataram Kuno
KOMENTAR