6 Peninggalan Kerajaan Makassar atau Gowa-Tallo, Ada Benteng Tersohor

Ade S

Editor

Masjid Katangka di Gowa, Sulawesi Selatan. Simak 6 peninggalan Kerajaan Makassar yang menarik, mulai dari Benteng Rotterdam hingga Kompleks Pemakaman Raja-raja Gowa.
Masjid Katangka di Gowa, Sulawesi Selatan. Simak 6 peninggalan Kerajaan Makassar yang menarik, mulai dari Benteng Rotterdam hingga Kompleks Pemakaman Raja-raja Gowa.

Intisari-Online.com -Kerajaan Makassar atau Gowa-Tallo adalah salah satu kerajaan Islam terbesar di Indonesia.

Kerajaan ini mencapai puncak kejayaannya pada abad ke-17, ketika menjadi pusat perdagangan dan inovasi di berbagai bidang.

Namun, apa yang tersisa dari peninggalan Kerajaan Makassar saat ini? Apakah Anda pernah mengunjungi atau mengetahui tentang peninggalan Kerajaan Makassar yang masih ada hingga sekarang?

Jika belum, Anda tidak perlu khawatir. Dalam artikel ini, kami akan membahas 6 peninggalan Kerajaan Makassar yang menarik untuk diketahui dan dikunjungi.

Anda akan terpesona dengan sejarah dan keindahan peninggalan Kerajaan Makassar yang masih bertahan hingga kini.

6 Peninggalan KerajaanMakassar

Beberapa peninggalan Kerajaan Makassar yang masih ada hingga sekarang, berikut ini 6 di antaranya seperti dilansir dari kontan.co.id:

1. Masjid Katangka

Masjid Katangka atau Masjid Al-Hilal adalah masjid tertua di Sulawesi Selatan yang terletak di Kelurahan Katangka, Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa.

Masjid ini didirikan pada 1603, meskipun ada juga yang berpendapat bahwa masjid ini berdiri pada awal abad ke-18. Masjid ini pernah digunakan oleh Kerajaan Gowa-Tallo sebagai benteng pertahanan ketika berperang melawan penjajah.

Baca Juga: 5 Peninggalan Kerajaan Gowa Tallo, Salah Satunya 'Hanya' Replika

2. Istana Tamalate

Istana Tamalate adalah peninggalan Kerajaan Makassar lainnya. Istana Tamalate adalah istana pertama dari Kerajaan Makassar, sebelum dipindahkan ke dalam Benteng Somba Opu.

Istana ini dibangun oleh Nimfa Surgawi Tumanurunga pada awal abad ke-14. Namun, bangunan yang ada sekarang adalah replika, karena bangunan aslinya sudah tidak ada.

3. Kompleks Pemakaman Raja-raja Gowa

Kompleks pemakaman raja-raja Gowa adalah situs pemakaman raja kesultanan Gowa. Kompleks pemakaman ini berada di halaman Masjid Katangka yang terletak di Kelurahan Katangka, Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa.

Katangka dalam bahasa Makassar Tangkasa berarti kampung suci. Menurut laman Indonesia Kaya, di kompleks pemakaman ini terdapat makam Raja Hasanuddin yang meninggal pada 1670 di usia 41 tahun.

Selain makam Hasanuddin, di komplek makam ini juga terdapat makam-makam Raja Gowa lainnya, salah satunya makam Sultan Alauddin, Raja yang pertama kali mengembangkan agama Islam di Kerajaan Gowa. Di sekitar makam ini juga terdapat sebuah mesjid kuno yang dibangun pada tahun 1630.

Ada 71 buah makam kuno dengan 112 nisan di kompleks pemakaman ini. Sebanyak 76 buah nisan berbentuk pipih, 31 nisan berbentuk silindris dan 4 buah lainnya berbentuk balok polos.

4. Benteng Rotterdam

Benteng Rotterdam atau Fort Rotterdam merupakan salah satu peninggalan Kerajaan Gowa-Tallo. Nama asli benteng ini adalah Benteng Jumpandang dan mulai digunakan sejak 1545.

Benteng ini dibangun oleh Raja Gowa X yang bernama I Manrigau Daeng Bonto Karaeng Lakiung dengan gelar Karaeng Tunipalangga Ulaweng. Bentuk awal benteng ini adalah segi empat seperti benteng gaya Portugis dengan bahan dasar batu dan bata.

Baca Juga: Inilah Isi Perjanjian Bongaya yang Disepakati Kesultanan Terbesar di Indonesia Timur Abad ke-16 dengan VOC

Pada 9 Agustus 1634, Raja Gowa XIV (I Mangerangi Daeng Manrabbia atau Sultan Alauddin) menambahkan tembok dengan batu padas hitam yang berasal dari daerah Gowa, batu karang, dan bata dengan menggunakan kapur dan pasir sebagai perekat. Pada tahun berikutnya, dibangun lagi tembok kedua di dekat pintu gerbang.

Pada 1655 hingga 1669, Benteng Jumpandang mengalami kerusakan akibat serangan VOC yang dipimpin oleh Admiral Cornelis Janszoon Speelman. Saat itu Kerajaan Gowa di bawah pemerintahan Sultan Hasanuddin.

Kerajaan Gowa kalah dalam perang ini dan terpaksa menandatangani Perjanjian Bongaya pada 18 November 1667 yang mengharuskan mereka menyerahkan Benteng Jumpandang kepada VOC.

Nama Benteng Jumpandang kemudian diubah menjadi Fort Rotterdam, sesuai dengan kota asal Speelman di Belanda. Gubernur Jendral Speelman kemudian memperbaiki benteng yang rusak sebagian dengan gaya arsitektur Belanda.

Pada 1970, Benteng Rotterdam direnovasi oleh Pemerintah Indonesia dan digunakan sebagai perkantoran. Salah satu gedung di dalam kompleks benteng dijadikan Museum Provinsi Sulawesi Selatan yang bernama La Galigo.

Pada 27 April 1977, kantor Lembaga Purbakala dan Peninggalan Nasional Wilayah IV ditempatkan di benteng ini. Berdasarkan Keputusan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia Nomor PM.59/PW.007/MKP/2010, Benteng Rotterdam ditetapkan sebagai Benda Cagar Budaya pada tanggal 22 Juni 2010.

5. Benteng Somba Opu

Benteng Somba Opu juga merupakan peninggalan Kerajaan Gowa-Tallo. Benteng Somba Opu terletak di Jalan Daeng Tata, Kelurahan Benteng Somba Opu, Kecamatan Barombong, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.

Benteng ini merupakan bandar perdagangan yang ramai dikunjungi oleh bangsa-bangsa Asia dan Eropa pada masa kejayaan kerajaan Gowa-Tallo. Namun pada 1669, benteng ini berhasil direbut VOC dan dihancurkan.

Bentuk asli benteng ini hilang selama ratusan tahun karena terendam air laut. Para ahli pada 1980-an menemukan kembali benteng ini. Lalu pada 1990-an direkonstruksi. Saat ini benteng ini terus direnovasi untuk mengembalikan ke bentuk semula, sekaligus menjadi museum kejayaan Kerajaan Gowa-Tallo.

6. Istana Balla Lompoa

Istana Balla Lompoa adalah peninggalan Kerajaan Gowa-Tallo lainnya. Menurut Kompas.com (28/4), Istana Balla Lompoa adalah rumah Sultan Gowa yang juga menjadi pusat pemerintahan kerajaan.

Istana Balla Lompoa dibangun oleh Raja I Mengimingi Daeng Matutu pada 1936. Lokasi Istana Balla Lompoa saat ini adalah Jalan Sultan Hasanuddin No 48, Kota Sungguminasa, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.

Itulah 6 peninggalan Kerajaan Makassar yang masih ada hingga sekarang. Semoga artikel ini dapat memberikan Anda informasi dan inspirasi untuk mengenal lebih jauh tentang peninggalan Kerajaan Makassar.

Baca Juga: Peristiwa Pemakaman Pangeran Diponegoro Dikebumikan di Makassar dengan Upacara Adat Jawa

Artikel Terkait