Intisari-Online.com -Kabupaten Kediri menjadi salah satu kabupaten di Indonesia yang mempunyai banyak benda peninggalan sejarah.
Peninggalan-peninggalan itu kebanyakan berasal dari era Kerajaan Kediri.
Artikel ini akan membahas tentang peninggalan situssitus sejarah di Kabupaten Kediri, dari candi hingga prasasti.
Kerajaan Kediri pusatnya di Dahanapura yang kini menjadi bagian dari wilayah Kediri, Jawa Timur.
Kerajaan Kediri merupakan kerajaan bercorak Hindu yang berdiri pada abad ke-11, atau tepatnya pada tahun 1045 Masehi, dan banyak dikenal dengan nama Kerajaan Daha dan Kerajaan Panjalu.
Raja pertama Kerajaan Kediri adalah Sri Samarawijaya, sementara puncak kejayaan kerajaan ini diraih pada masa pemerintahan Raja Jayabaya (1135 – 1159 M).
Sayangnya, kerajaan ini mulai mengalami kemunduran sampai akhirnya runtuh pada tahun 1222 Masehi setelah mendapat serangan dari Ken Arok.
Kerajaan Kediri meninggalkan sejumlah peninggalan.
1. Candi Penataran
Candi Penataran berlokasi di lereng barat daya Gunung Kelud, atau lebih tepatnya di Kabupaten Blitar, Jawa Timur.
Menurut Kitab Negarakertagama, Candi Penataran juga disebut sebagai Candi Palah.
Candi ini sengaja dibangun untuk memuja Hyang Acalapati atau Raja Gunung (Girindra) dalam kepercayaan atau ajaran Siwa.
Berdasarkan tulisan yang terdapat di salah satu batunya, candi ini diduga dibangun pada awal abad ke-12 atas perintah Raja Srengga dari Kerajaan Kediri.
2. Prasasti Sirah Keting
Prasasti Sirah Keting ini ditemukan di wilayah Ponorogo, Jawa Timur, dan diduga dibangun pada sekitar tahun 1126 Saka atau 1204 Masehi.
Sama seperti prasasti pada umumnya, Prasasti Sirah Keting ini juga ditulis di atas sebuah batu dengan ukuran persegi panjang, tulisannya menggunakan aksara Jawa Kuno.
Prasasti yang kini dapat ditemukan di Museum Nasional Jakarta ini menyebutkan tentang kisah Sri Jayawarsa Digwijaya Sastraprabhu yang menghadiahi tanah kepada para rakyatnya.
Dari Prasasti ini, diketahui bahwa Sri Jayawarsa Digwijaya Sastraprabhu adalah raja yang memiliki kekuasaan terpisah dari Kerajaan Kediri, tepatnya di wilayah sekitar Madiun dan Ponorogo, sementara Kerajaan Kediri saat itu dipimpin oleh Raja Kameswara (1184-1194).
3. Candi Tondowongso
Candi Tondowongso atau situs Tondowongso ditemukan pada tahun 2007 di Dusun Tondowongso, Desa Gayam, Kecamatan Gurah, Kediri, Jawa Timur.
Situs Tondowongso adalah sebuah kompleks candi dengan ukuran besar yang dipercaya dibangun pada awal masa Kerajaan Kediri, yakni pada sekitar abad ke-11.
Tidak hanya bangunan candi, di situs ini juga ditemukan berbagai macam arca seperti Arca Agastya, Arca Nandi, Arca Brahma, dan masih banyak lagi.
4. Kitab Smaradahana
Kitab Smaradahana ditulis pada zaman Raja Kameswari oleh Mpu Darmaja yang terkenal dengan karya buatannya, yakni Cerita Panji.
Isi Kitab Smaradahana ini menceritakan tentang sepasang suami istri yakni Smara dan Rati yang menggoda Dewa Syiwa saat sedang bertapa.
Karena perbuatannya, Smara dan Rati akhirnya terkena kutukan dan mati terbakar di api karena kesaktian yang dimiliki Dewa Siwa.
Beruntungnya, mereka bisa dihidupkan kembali dan nantinya menjelma sebagai Kameswara (Raja Kediri) dan permaisurinya.
5. Prasasti Kamulan Sama seperti namanya, Prasasti Kamulan ditemukan di Desa Kamulan, Trenggalek, Jawa Timur pada 1194 Masehi.
Saat ini Prasasti Kamulan telah menjadi salah satu koleksi di Museum Wajakensis di wilayah Tulungagung, Jawa Timur.
Prasasti Kamulan ini diperkirakan telah dibuat pada masa pemerintahan Raja Kertajaya (1194-1222).
Pesan yang tertulis pada prasasti ini adalah tentang sejarah berdirinya Kabupaten Trenggalek pada Agustus 1194, bagaimana jalannya roda pemerintahan Raja Kertajaya, dan kisah penyerangan Kerajaan Kediri yang dilakukan oleh salah satu kerajaan yang berada di sebelah timur.
6. Kitab Kakawin Bharatayudha
Kitab Kakawin Bharatayudha adalah karangan Mpu Sedah dan Mpu Panuluh pada tahun 1157, dan termasuk salah satu peninggalan Kerajaan Kediri yang paling terkenal.
Kitab ini menceritakan tentang sebuah perang saudara antara Kaum Pandawa dan Kurawa yang masih merupakan keturunan dari Bharata.
Kitab ini ditulis pada masa kekuasaan Raja Jayabaya (1135 – 1159 M) dan selesai pada 6 November 1157 Masehi, pembuatan kitab ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai terjadinya peperangan antara Panjalu dan Jenggala.
7. Prasasti Ngantang
Prasasti Ngantang merupakan salah satu peninggalan Kerajaan Kediri yang dibuat pada tahun 1194 Masehi.
Prasasti ini bercerita tentang pemberian atau pembebasan pajak tanah yang dilakukan oleh Raja Jayabaya untuk Desa Ngantang karena telah dengan sukarela mengabdi pada Kerajaan Kediri.
Kalau penasaran, kamu bisa melihat prasasti ini secara langsung di Museum Nasional, Jakarta.
Itulahpeninggalan situssitus sejarah di Kabupaten Kediri, dari candi hingga prasasti, semoga bermanfaat.
Dapatkan artikel terupdate dari Intisari-Online.com di Google News