Lohgawe kemudian membawa Ken Arok ke Kadipaten Tumapel (sekarang Singosari, Malang) yaitu salah satu daerah bawahan Kerajaan Kediri, yang saat itu dipimpin oleh seorang akuwu bernama Tunggul Ametung.
Atas permohonan Lohgawe sebagai seorang brahmana, Tunggul Ametung bersedia menerima Ken Arok sebagai pengawalnya.
Tunggul Ametung memiliki seorang istri yang sangat cantik, Ken Dedes namanya.
Ken Dedes adalah putri semata wayang seorang pendeta Buddha bernama Empu Purwa yang tinggal di lereng Gunung Kawi, di perbatasan Kabupaten Malang dan Kabupaten Blitar sekarang.
Ken Dedes dikenal sebagai simbol kecantikan dan kemuliaan di Kerajaan Kediri.
Menurut Kitab Pararaton, ia memiliki tanda-tanda sebagai calon ibu dari raja-raja besar di tanah Jawa.
Ketika Ken Arok melihat Ken Dedes untuk pertama kalinya, ia langsung jatuh cinta pada kecantikan dan kebaikan hatinya.
Ia pun berniat untuk merebutnya dari Tunggul Ametung dengan cara apapun.
Ia pun mendapatkan bantuan dari Kebo Ijo, seorang pendekar sakti dari desa Pangkur (sekarang Jiwut, Nglegok, Blitar) yang juga menyukai Ken Dedes.
Kebo Ijo memberikan sebuah keris pusaka bernama Mpu Gandring kepada Ken Arok dengan syarat ia harus membunuh Tunggul Ametung dengan keris tersebut.
Ken Arok pun menyiapkan rencana pembunuhan Tunggul Ametung dengan bantuan Lohgawe dan Tita.
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR