Pada tahun 1638, Pangeran Hidayatullah menggulingkan Sultan Agung dan naik tahta dengan gelar Sultan Inayatullah.
Ia kemudian menandatangani perjanjian dengan VOC yang memberikan hak monopoli perdagangan lada kepada Belanda.
Perjanjian ini menimbulkan ketidakpuasan di kalangan rakyat dan bangsawan Banjar, yang merasa dirugikan oleh campur tangan Belanda.
Mereka kemudian memberontak dan mengusir Belanda dari Banjarmasin pada tahun 1642.
Sultan Inayatullah pun digulingkan dan digantikan oleh Sultan Agung kembali.
Namun, pemberontakan ini tidak berlangsung lama, karena Belanda berhasil merebut kembali Banjarmasin pada tahun 1646 dengan bantuan dari Kesultanan Mataram.
Belanda kemudian terus memperkuat pengaruhnya di Banjarmasin dengan mengintervensi urusan suksesi kerajaan.
Pada tahun 1660, Belanda mendukung Pangeran Dipati Anta Kasuma, putra Sultan Agung, untuk menjadi Sultan Banjar menggantikan ayahnya yang meninggal.
Namun, Pangeran Dipati Anta Kasuma ternyata tidak setia kepada Belanda dan berusaha untuk membebaskan diri dari cengkeraman VOC.
Ia pun melakukan perlawanan terhadap Belanda dengan bantuan dari Kesultanan Banten dan Makassar.
Perlawanan ini berlangsung selama 12 tahun (1663-1675) dan dikenal sebagai Perang Banjar Pertama.
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR