Intisari-online.com - Banjarmasin adalah kota tua di Indonesia yang punya sejarah yang panjang dan kaya.
Kota ini adalah pusat pemerintahan Kesultanan Banjar, salah satu kerajaan Islam di Kalimantan yang didirikan sejak abad ke-16.
Kesultanan Banjar memiliki hubungan perdagangan dengan berbagai negara, termasuk Belanda yang mulai tertarik dengan kekayaan rempah-rempah dan kayu kamper di Kalimantan.
Pada tanggal 7 Juli 1607, ekspedisi Belanda, yang dipimpin oleh Koopman Gillis Michaelszoon sampai di Banjarmasin.
Ekspedisi ini adalah salah satu upaya Belanda untuk menguasai perdagangan di Nusantara melalui Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) atau Perusahaan Hindia Timur Belanda.
Namun, ekspedisi ini gagal, karena seluruh kru kapal dibunuh oleh warga Banjarmasin sebagai balas dendam atas perampasan oleh VOC terhadap dua jung Banjar yang berlabuh di Banten tahun 1595 .
Peristiwa ini menunjukkan bahwa Kesultanan Banjar tidak mudah ditaklukkan oleh Belanda. Meskipun demikian, Belanda tidak menyerah dan terus berusaha untuk menjalin hubungan dengan Banjarmasin.
Pada tahun 1612, Belanda menembak rusak Banjar Lama, kampung keraton di Kuin, sehingga Sultan Mustain Billah memindah ibu kota kerajaan dari Banjarmasin ke arah hulu sungai Martapura.
Belanda kemudian mendirikan benteng dan pos perdagangan di Banjarmasin untuk mengawasi perdagangan lada dan kayu kamper.
Belanda juga berusaha untuk mempengaruhi politik dalam negeri Kesultanan Banjar dengan mendukung pihak-pihak yang pro-Belanda.
Salah satunya adalah Pangeran Hidayatullah, putra Sultan Mustain Billah, yang berselisih dengan ayahnya dan kakaknya, Sultan Agung.
Baca Juga: Antraks Menyebar Di Gunung Kidul, Berawal Ketika Puluhan Warga Mengonsumsi Sapi Yang Sudah Dikubur
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR