Daendels yang mendengar kabar pemberontakan Raden Ronggo, segera mengirimkan pasukan untuk menumpasnya.
Ia juga meminta bantuan dari keraton Yogyakarta dan Surakarta, dengan mengancam akan menyerang kedua kerajaan tersebut jika tidak membantu.
Sultan Hamengkubuwana II dan Sunan Pakubuwana IV tidak berani menolak permintaan Daendels, meskipun sebenarnya mereka tidak suka dengan kehadiran Belanda.
Mereka mengirimkan pasukan-pasukan mereka untuk bergabung dengan tentara Belanda dalam menghadapi Raden Ronggo.
Pertempuran antara pasukan Raden Ronggo dan pasukan gabungan Belanda-keraton terjadi di beberapa tempat, seperti Ngawi, Magetan, Caruban, Nganjuk, Kertosono, dan Jombang.
Pertempuran yang paling membara terjadi di Kertosono, di mana Raden Ronggo bertahan dengan gigih bersama dengan pasukan Inggrisnya.
Namun, akhirnya ia kalah jumlah dan kalah persenjataan dari musuhnya.
Ia pun memilih untuk gugur dengan cara menikam dirinya sendiri dengan tombaknya, yang kemudian ditusukkan oleh Pangeran Dipokusumo, adik Sultan Hamengkubuwana II yang menjadi panglima pasukan keraton.
Dampak pertempuran
Pemberontakan Raden Ronggo berakhir dengan kekalahan dan kematian sang pemimpin.
Daendels berhasil memadamkan pemberontakan tersebut dengan bantuan pihak keraton Yogyakarta dan Surakarta.
Baca Juga: Kerajaan Mataram Kuno: Sejarah, Raja-raja, dan Peninggalannya
Ia juga menangkap dan menahan beberapa tokoh yang diduga terlibat dalam pemberontakan, termasuk Sultan Hamengkubuwana II dan Pangeran Notokusumo, saudara Raden Ronggo.
Sultan Hamengkubuwana II kemudian digantikan oleh putranya yang pro-Belanda, yaitu Sultan Hamengkubuwana III.
Meskipun gagal, pemberontakan Raden Ronggo menjadi salah satu peristiwa yang menunjukkan semangat perlawanan rakyat Jawa terhadap penjajah Belanda.
Pemberontakan tersebut juga menjadi inspirasi bagi Pangeran Diponegoro, putra Sultan Hamengkubuwana III, untuk memimpin Perang Jawa melawan Belanda yang berlangsung dari tahun 1825 hingga 1830.
Perang Jawa adalah perang yang paling besar dan paling lama dalam sejarah Indonesia, yang melibatkan ratusan ribu pejuang dari berbagai daerah di Jawa.
Perang Jawa juga menjadi awal dari pergerakan nasional Indonesia untuk memperjuangkan kemerdekaan dari penjajahan asing.
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR