Daendels adalah seorang jenderal yang ambisius dan otoriter, yang bertujuan untuk memperkuat kekuasaan Belanda di Nusantara dengan cara apapun.
Ia melakukan berbagai reformasi administrasi, militer, ekonomi, dan infrastruktur, termasuk membangun Jalan Raya Pos sepanjang Pulau Jawa.
Daendels juga berusaha untuk menguasai kerajaan-kerajaan di Jawa, termasuk Yogyakarta dan Surakarta, dengan cara mengintimidasi, menekan, dan memecah belah para penguasa lokal.
Perjalanan Pemberontakan
Pemberontakan Raden Ronggo terjadi antara 20 November hingga 17 Desember 1810, sebagai akibat dari ketidakpuasan terhadap kebijakan-kebijakan Daendels yang merugikan rakyat dan keraton Yogyakarta.
Raden Ronggo mendapat dukungan dari sebagian besar bupati-bupati di wilayah timur Yogyakarta, serta dari Inggris yang saat itu bersaing dengan Belanda untuk menguasai Nusantara.
Raden Ronggo juga mendapat simpati dari Sultan Hamengkubuwana II, yang merupakan bekas mertuanya dan menyayanginya seperti anak sendiri.
Kemudian ia memulai pemberontakannya dengan menyerang pos-pos Belanda di wilayah timurnya.
Lalu, berhasil merebut beberapa pos penting, seperti Ngawi, Magetan, Caruban, Nganjuk, Kertosono, dan Jombang.
Ia juga mengirim utusan ke Inggris untuk meminta bantuan senjata dan pasukan.
Inggris yang saat itu berada di Malang, menyanggupi permintaan Raden Ronggo dan mengirimkan sekitar 300 tentara bersama dengan senjata dan amunisi.
Baca Juga: Kisah Menarik tentang Serangan Inggris ke Kerajaan Mataram Yogyakarta pada Abad ke-18
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR