Ia juga mendapat dukungan dari VOC, yang ingin menguasai Mataram.
Perang antara Amangkurat III dan Pakubuwono I pun pecah, dan berlangsung selama dua tahun.
Pada tahun 1705, Amangkurat III kalah oleh Pakubuwono I dan VOC. Ia melarikan diri ke daerah Blambangan, Jawa Timur, bersama beberapa pengikutnya.
Namun, ia tidak bisa bertahan lama di sana. Ia akhirnya ditangkap oleh VOC dan dibuang ke Sri Lanka pada tahun 1708.
Di Sri Lanka, Amangkurat III ditahan di Benteng Galle, sebuah benteng milik VOC yang terletak di pantai selatan pulau tersebut.
Ia tidak sendirian, melainkan bersama seluruh pengiringnya, termasuk istri-istri dan anak-anaknya. Mereka hidup dalam kondisi yang sulit dan menderita.
Amangkurat III tidak pernah bisa kembali ke tanah airnya.
Ia wafat di Sri Lanka pada tahun 1711, dalam usia 35 tahun.
Jenazahnya dimakamkan di Benteng Galle, bersama beberapa pengiringnya yang juga wafat di sana.
Amangkurat III bukanlah satu-satunya raja Mataram Islam yang dibuang ke Sri Lanka.
Setelah Perang Suksesi Jawa II, yang terjadi antara Pakubuwono II dan Pangeran Mangkubumi (Hamengkubuwono I), ada beberapa pangeran Mataram yang juga dibuang ke Sri Lanka oleh VOC.
Baca Juga: Mataram Islam Paling Bontot, Inilah 10 Kerajaan Islam Tertua yang Ada di Indonesia
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR