Dampak Pertempuran
Pertempuran antara Blambangan dan Mataram berdampak besar bagi kedua belah pihak.
Bagi Blambangan, pertempuran ini menunjukkan keberanian dan ketangguhan mereka dalam mempertahankan tradisi dan kepercayaan mereka.
Blambangan juga mendapat dukungan dari kerajaan-kerajaan Hindu di Bali yang menganggap Blambangan sebagai saudara seiman dan sekutu strategis.
Bagi Mataram, pertempuran ini menimbulkan kerugian besar baik dari segi materi maupun moral.
Mataram kehilangan banyak pasukan, persediaan, dan waktu dalam mengejar Blambangan yang terus melawan.
Mataram juga tidak dapat mengklaim sebagai penguasa tunggal tanah Jawa karena masih ada wilayah yang tidak tunduk padanya.
Mataram juga harus menghadapi ancaman dari VOC yang mulai mengintervensi urusan dalam negeri Jawa.
Pertempuran antara Blambangan dan Mataram berakhir pada tahun 1646 ketika Sultan Agung meninggal dan digantikan oleh putranya, Amangkurat I.
Raja baru ini lebih memilih untuk berdamai dengan Blambangan dan mengakui statusnya sebagai kerajaan yang merdeka.
Blambangan pun dapat bertahan sebagai kerajaan Hindu terakhir di Jawa hingga abad ke-18, ketika akhirnya jatuh ke tangan VOC.
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR