Sultan Agung menyerang Blambangan sebanyak tiga kali, yaitu pada tahun 1625, 1631, dan 1638. Namun, setiap kali serangannya berhasil dipatahkan oleh pasukan Blambangan yang dipimpin oleh Pangeran Silarong.
Pangeran Silarong adalah putra dari Prabu Satmata yang menjadi raja Blambangan setelah ayahnya meninggal pada tahun 1624.
Pertempuran pertama terjadi pada tahun 1625 ketika Sultan Agung mengirimkan pasukan sebanyak 20.000 orang untuk menyerbu Blambangan.
Pasukan Mataram berhasil menembus pertahanan Blambangan dan mencapai ibu kota kerajaan di Tegalsari.
Namun, mereka tidak dapat menaklukan benteng utama yang dikenal sebagai Benteng Sembulungan karena disergap oleh pasukan Blambangan yang bersembunyi di hutan-hutan.
Pertempuran kedua terjadi pada tahun 1631 ketika Sultan Agung kembali mengirimkan pasukan sebanyak 40.000 orang untuk menyerang Blambangan.
Pasukan Mataram berhasil merebut beberapa wilayah di sekitar Blambangan, seperti Jember, Lumajang, dan Bondowoso.
Namun, mereka kembali gagal menembus Benteng Sembulungan karena diserang oleh pasukan gabungan dari Blambangan dan Bali.
Pertempuran ketiga terjadi pada tahun 1638 ketika Sultan Agung mengirimkan pasukan sebanyak 60.000 orang untuk menghancurkan Blambangan.
Pasukan Mataram berhasil mendekati Benteng Sembulungan dan melakukan pengepungan selama beberapa bulan.
Namun, mereka kembali mengalami kegagalan karena kehabisan persediaan makanan dan air serta diserang oleh wabah penyakit.
Baca Juga: Kekuasaan Mataram Islam Surut di Masa Amangkurat I karena Kezalimannya?
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR